Crispy

Iran ‘Ngeledek’ AS: Biarkan Mereka Bernafas

  • Menlu Iran Javad Zarif mengatakan teknik menekan lutut ke leher bukan baru.
  • Teknik itu pernah digunakan polisi rahasia Shah Iran untuk menundudkan 80 juta rakyat Iran.
  • Rakyat Iran tak bisa ditaklukan. Afro-Amerika juga tidak bisa direndahkan dengan cara itu.

Tehran –– Biasanya, AS paling cepat angkat bicara soal kekerasan di negara lain. Kini, Iran meminta Paman Sam menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri dalam menghadapi aksi protes pembunuhan George Floyd.

“Kepada orang-orang Amerika, dunia mendengar protes Anda tentang keadaan penindasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi kepada wartawan, Senin lalu.

“Kepada pejabat dan polisi AS, hentikan kekerasan terhadap rakyat Anda, biarkan mereka bernafas,” lanjutnya lagi.

‘Biarkan bernafas’ adalah pembalikan dari kalimat terakhir George Floyd saat polisi menekan lehernya dengan lutut; “Saya tak bisa bernafas.”

Masa aksi protes di sekujur AS membawa poster bertuliskan; “I Can’t breathe.” Di sejumlah kota, termasuk Washington, aksi protes diwarnai kekerasan pengunjuk rasa dan polisi dan pembakaran.

Aparat hukum AS menuntut Derek Chauvin, polisi Minneapolis yang menyebabkan kematian Floyd, dengan tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Masa tidak puas, dan terus menggelar aksi demo.

Kematian Floyd semula hanya memicu aksi protes penduduk kulit hitam Minneapolis. Belakangan aksi itu menyebar ke 23 negara bagian AS, karena tingkat pengangguran yang merata akibat wabah virus korona.

Moussavi mengatakan; “Kami prihatin melihat orang-orang AS, yang secara damai mencari rasa hormat, menghadapi kekerasan luar biasa.”

Iran juga menuduh AS melakukan kekerasan dan intimidasi di dalam dan luar negeri.

Aksi protes AS kini mendapat perhatian seluruh media Iran, terutama televisi pemerintah. Bahkan televisi menuduh AS melakukan rasisme institusional.

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif menulis di Twitter; “Teknik menekan lutut ke leher bukan sesuatu yang baru.” Teknik itu, lanjut Zarif, digunakan kelompok rahasia membuat 80 juta rakyat Iran bertekuk lutut.

“Mereka menyebutnya tekanan maksimum,” kata Zarif. “Namun, itu tidak membuat kami berlutut. Juga tidak akan membuat orang Afro-Amerika di negeri Paman Sam menjadi rendah.”

Back to top button