Israel Bebaskan Tahanan Palestina Setelah 103 Hari Mogok Makan
Tak punya malu, bahkan 155 anak-anak pun masih ditahan di penjara-penjara Israel
JERNIH—Otoritas Pendudukan Israel akhirnya melepas seoran tahanan Palestina Maher al-Akhras, setelah yang bersangkutan melakukan mogok makan selama 103 hari. Al-Akhras langsung dibawa ke rumah sakit untuk penanganan darurat.
“Otoritas pendudukan telah membebaskan Maher al-Akhras, dan persiapan sedang dilakukan untuk memindahkannya dari Rumah Sakit Kaplan Israel ke Rumah Sakit Nasional Najah di Nablus, Tepi Barat bagian utara,” kata Qadri Abu Bakr, kepala Otoritas Urusan Tahanan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), kepada Anadolu Agency.
Al-Akhras, 49 tahun, dari kota Jenin, Tepi Barat, memulai mogok makan setelah dia ditahan di bawah kebijakan Israel yang kejam yang memungkinkan pihak berwenang menahan tahanan selama lebih dari satu tahun tanpa dakwaan atau pun pengadilan.
Dia dipindahkan ke penahanan administratif selama empat bulan, di mana pengadilan pendudukan menolak untuk membebaskannya meskipun kesehatannya terus memburuk.
Meskipun ada tuntutan internasional dan lembaga hak-hak asasi manusia serta kondisi kesehatannya terus memburuk, pemerintah Israel tetap menolak untuk membebaskan al-Akhras dan memindahkannya untuk menyelesaikan perawatannya di rumah sakit Tepi Barat.
Al-Akhras melanjutkan pemogokannya selama 103 hari, sebelum mengakhirinya pada 6 November, menyusul kesepakatan dengan otoritas Israel untuk membebaskannya pada 26 November.
Menurut kelompok hak asasi manusia, jumlah tahanan Palestina di penjara Israel sekitar 4.400 orang, termasuk 39 wanita, 155 anak-anak, dan sekitar 350 tahanan administratif. [Anadolu Agency]