Israel Gelar Demo 100 Hari Kegagalan PM Netanyahu Kalahkan Hamas dan Bebaskan Sandera
- Pengunjuk rasa meneriakan tuntutan pemilu secepatnya untuk mendongkel PM Netanyahu.
- Haaretz menyebut PM Netanyahu master kegagalan. Gagal di Gaza, ekonomi, dan keamanan.
JERNIH — Puluhan ribu warga Israel menggelar 100 hari, terhitung sejak Operasi Banjir al-Aqsa, kegagalan pemerintah PM Benjamin Netanyahu mengalahkan Hamas dan melepas orang-orang Yahudi yang disandera di Gaza.
Al Mayadeen memberitakan peringatan digelar di Lapangan Penyanderaan di kota pelabuhan Haifa, dan akan berlangsung 24 jam. Pengunjuk rasa juga menuntut pemilihan umum dini untuk mendepak Netanyahu dari kursi perdana menteri.
Di Tel Aviv, aksi serupa digelar di Habima Square. Tuntutan pengunjuk rasa adadalah pemilu sekarang, dan menuduh PM Netanyahu gagal mencegah Operasi Banjir al-Aqsa meski tentara pengawas memberi peringatakan.
Haaretz, surat kabar Israel, menjuluki Netanyahu sebagai master kegagalan. Netanyahu, menurut surat kabar berpengaruh itu, gagal di bidang keamanan, diplomasi, dan ekonomi.
Surat kabar itu juga mengatakan setelah perang berkepanjangan ini, prioritas pemerintah seharusnya pemulangan tawanan Israel dari Gaza. Itu harus dilakukan meski harus mengorbankan gencatan senjata, dan pembebasan ribuan tahanan Palestina.
Dalam konteks tujuan perang Israel di Gaza, Haaretz melihat pemerintah Netanyahu bermain dengan istilah-istilah. Semula Netanyahu menggunakan kata melemahkan Hamas. Kini, Israel menggunakan kalimat demiliterisasi Jalur Gaza.
Pasukan Israel, meski sebagian sudah ditarik, masih bercokol di Gaza, seraya terus membunuh penduduk sipil dengan bom. Hamas meladeni lewat pertempuran kota. Israel membunuh anak-anak dan rakyat sipil, Hamas melawan tentara Israel.