Jaksa Cecar Briptu Fikri Terkait Tembakan di Dada Kiri Laskar FPI
Fikri mengatakan, tak tahu persis sebab tengah bergulat melepaskan diri dari cekikan dan jambakan para anggota Laskar FPI tersebut, dan peristiwa itu terjadi dengan cepat.
JERNIH-Sebagai petugas dari Polda Metro Jaya yang diperintahkan memantau pergerakan Habib Rizieq Shihab hingga terjadi peristiwa penembakan di KM 50, Briptu Fikri Ramdhan didakwa bersama Ipda Yusmin Ohorella dan Ipda Elwira Priadi, sebab telah menewaskan empat orang anggota Laskar FPI yakni, Lutfi Hakim, Akhmad Sofyan, M Reza dan M Suci Khadavi Poetra, pada Desember 2020 lalu.
Dalam persidangan kasus tersebut yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu (2/2), Jaksa Penuntut Umum (JPU) mencecar dengan pertanyaan terkait tembakan di dada salah satu korban.
Fikri, duduk di kursi tengah bersama Lutfi Hakim dan tiga lainnya ditempatkan di kursi paling belakang.
“Coba Saudara bisa jelaskan kepada kami di persidangan yang mulia ini ketika pada posisi yang Saudara dalam posisi seperti itu, Saudara dicekik oleh M Reza, Saudara dijambak oleh Akhmad Sofyan, Saudara dijambak-dicakar oleh Suci. Saudara juga direbut senjatanya oleh Luthfi Hakim. Saudara tidak posisinya menghadap depan?” tanya JPU pada Fikri.
“Bagaimana tembakan dari Ipda Elwira sehingga bisa ke arah Luthfi Hakim tepat mengenai dada sebelah kiri, kemudian juga menembak kepada Akhmad Sofyan yang berada di belakang tengah itu sebanyak dua tembakan tepat di dada sebelah kiri. Coba Saudara bisa jelaskan kok bisa ditembak tepat dada di sebelah kiri keduanya?” lanjut Jaksa mencecar.
Fikri mengatakan, tak tahu persis sebab tengah bergulat melepaskan diri dari cekikan dan jambakan para anggota Laskar FPI tersebut, dan peristiwa itu terjadi dengan cepat.
“Kalau bagaimana, yang jelas saya tidak tahu karena saya posisinya memang tidak fokus pada Ipda Elwira. Yang saya fokus terhadap diri saya. Itu kenapa saya tidak tahu. Saya tidak tahu,” kata Fikri menjawab.
Fikri bilang, tak ada jeda waktu ketika anggota Laskar FPI itu melakukan penyerangan secara bersamaan. Dia bilang, saat itu, dirinya tengah melakukan interogasi lalu dicekik. Ketika itulah, Fikri langsung menarik cekikan kemudian senjatanya direbut.
“Pada saat begini, senjata saya diambil, terus saya lepas satu tangan, saya terus gimana senjata sampai senjata mengarah kepada saya. Saya teriak, ‘Bang, senjata saya’,” katanya menjelaskan.
Dia bilang, Ipda Yusmin yang mengemudikan mobil langsung banting setir dan di sebelahnya yakni Ipda Elwira langsung melepaskan tembakan.
“Pada saat itu langsung secara spontan Ipda Yusmin, di mana saat itu kendaraan sedang berjalan pada saat itu direspons oleh almarhum (Ipda Elwira) ditembak yang tengah ambil, saya bangun, saya ambil pistol mengarah ke saya, ini saya sambil melakukan upaya karena dorongannya besar karena diarahkan ke tengah, saya ke pinggir, saya ke pinggir ketika yang tengah sudah tertabrak, pistol saya ambil, tangan saya ditarik, saya tarik-menarik, ditarik lagi yang belakang, saya maju yang bangun, saya amankan senjata saya,” ujar Fikri berargumen.[]