Jelang Debat Kandidat Cagub Sultra, Tina Nur Alam Bersantai Nikmai Kuliner di Kota Baubau
- Pendekatan Tina Nur Alam menghadapi debat terbilang unik, karena tidak terlihat sibuk dan lebih suka mendekat ke masyarakat.
- Meski terlihat menikmati waktu santai, Tina tahu debat adalah kesempatan menunjukkan kompetensi dan komitmennya memajukan Sultra.
BAUBAU – Calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Tina Nur Alam menghabiskan sedikit waktu jelang debat kandidat, yang akan digelar Sabtu 19 Oktober malam, dengan menikmati kuliner di sebuah rumah makan di Kota Baubau.
Bersama tim kampanye, Tina menyempatkan diri berkeliling dari satu ke lain rumah makan yang terkenal dengan olahan ikan bakar, sebelum singgah di salah satu. Olahan ikan bakar khas Sultra telah lama menjadi andalan pariwisata Baubau.
Tina tampak menikmati Songgi atau Sinonggi, salah satu kuliner tradisional khas Sutra yang sering menjadi sajian istimewa di berbagai acara adat maupun keseharian. Makanan yang terbuat dari saripati sagu itu dikenal memiliki nilai budaya yang terkait erat dengan masyarakat Buton. Proses pembuatan dan penyajiannya sering kali melibatkan kebersamaan dan gotong royong, terutama saat ada acara besar atau upacara adat. Songgi dimakan dengan masakan kuah ikan yang juga khas Sultra.
Kota Baubau, yang dikenal dengan julukan “Negeri Khalifatul Khamis,” merupakan salah satu pusat pariwisata di Sultra. Kota ini tidak hanya terkenal dengan Benteng Keraton Buton, tetapi juga kuliner khasnya yang berasal dari hasil laut melimpah. Ikan bakar menjadi salah satu kuliner unggulan yang selalu diburu wisatawan. Dengan cara pengolahan yang sederhana namun bercita rasa tinggi, ikan bakar Baubau tidak hanya lezat, tetapi juga menjadi ikon kuliner yang menghidupi banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.
“Saya datang ke sini bukan hanya untuk menikmati kuliner, tetapi juga untuk berbicara langsung dengan masyarakat dan mendengar aspirasi mereka,” ujar Tina saat ditemui di salah satu rumah makan. Tina menambahkan, interaksi santai seperti ini memberikan kesempatan untuk lebih memahami persoalan masyarakat, termasuk tantangan yang dihadapi pelaku UMKM di masa pemulihan pasca-pandemi.
Keputusan Tina untuk mengisi waktu jelang debat dengan cara yang berbeda dianggap sebagai pendekatan yang unik. Di tengah persaingan politik yang semakin ketat, ia menunjukkan bahwa pendekatan personal dan dekat dengan masyarakat tetap menjadi prioritasnya.
“Saya ingin memastikan bahwa yang saya sampaikan nanti di debat adalah benar-benar berdasarkan kebutuhan dan aspirasi rakyat, bukan sekadar retorika,” katanya.
Kuliner yang dinikmati Tina Nur Alam tidak hanya lezat, tetapi juga menjadi simbol penting bagi perekonomian lokal. Kuliner ini melibatkan banyak nelayan dan pelaku UMKM di sepanjang pesisir Baubau, dari pemasok bahan baku hingga para pengusaha kuliner yang menggantungkan hidupnya dari industri ini. Menurut data dari Dinas Perikanan Kota Baubau, sektor perikanan dan kuliner memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah, dan mendukung ratusan keluarga yang terlibat dalam bisnis tersebut.
Sebagai mantan anggota DPR RI dengan pengalaman politik yang luas, Tina Nur Alam siap menghadapi debat dengan percaya diri. Ia berharap dapat memaparkan program unggulannya yang telah dirumuskan bersama La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, seperti peningkatan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha kecil, serta pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sultra.
Meski terlihat menikmati waktu santainya, Tina menegaskan bahwa debat merupakan kesempatan penting untuk menunjukkan kompetensi dan komitmennya dalam memajukan Sultra. “Debat adalah ajang untuk membuktikan bahwa saya siap memimpin dengan solusi nyata, bukan hanya gagasan,” ujarnya penuh optimisme.[]