Joe Biden: Too Young, Too Old
- Joe Biden menantang Caleb Boogs pada usia terlalu muda, atau tidak memenuhi syarat usia minimum 30 tahun, tapi menang.
- Kini, dia terlalu tua untuk menjadi presiden AS kali kedua, dan dia menyerah oleh tekanan orang yang pernah mendukungnya
JERNIH — Tahun 1971 — ketika memenangkan kursi Senat dengan menyingkirkan Caleb Boogs, petahana Partai Republik — Joe Biden berusia 29 tahun. Kemenangan itu tak terduga, karena Biden saat itu tidak memenuhi syarat usia mininum pencalonan yaitu 30 tahun.
Boggs mengeksploitasi isu he is too young untuk mengalahkan Biden, tapi gagal. Di luar dugaan, Biden yang ganteng menang dan terpilih menduduki kursi senat.
Beberapa pekan setelah kemenangannya, Biden berulang tahun ke-30. Sebelum dilantik sebagai anggota Senat termuda, Biden kehilangan Neilia dan Naomi, istri dan putrinya yang berusia 13 tahun, dalam kecelakaan lalu lintas.
Traktor menabrak stasion wagon Chevy milik keluarga Biden yang melanju ke pertokoan untuk berbelanja pohon Natal. Beau dan Hunter, dua putra Joe Biden, selamat dari kecelakaan itu dengan luka serius.
Biden terguncang. Dia nyaris murtad, keluar dari iman Katolik, dan mempertimbangkan untuk menyerahkan kursi Senat yang dimenangkan ke orang lain.
Mike Mansfield, salah satu tokoh penting Partai Demokrat dan anggota Senat dari Montana, terus-menerus menelepon Biden untuk memintanya tidak meninggalkan kursi yang dimenangkan. Biden mengalah, dan setuju untuk mengabdi.
Kesediaannya tetap bertugas sebagai anggota Senat membuatnya setiap hari naik kereta Amtrak dari negara bagian Delaware ke Washington pulang-pergi jika sedang bersidang. Biden tidak ingin membiarkan kedua anaknya kehilangan orang tua.
Menyerah dengan Isu Too Old
Pada 27 Juni 2024, setelah debat buruk melawan Donald Trump, Biden diterpa isu too old. Biden berusia 81 tahun, dia melewati debat dengan mulut ternganga, dan kerap berjuang menyelesaikan kalimat dan pikiran.
Sejak debat memalukan itu, berbagai isu tentang kesehatan Biden bermunculan. Ada yang menyebut dia pikun, ketika memperkenalkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai Vladimir Putin. Isu lainnya, Biden mengidap parkinson.
Satu per satu pemimpin Partai Demokrat memecah kesunyian dan secara terbuka meminta Biden mundur dari pencalonan presiden untuk masa jabatan kedua. Partai Demokrat terpecah menjadi tiga kubu; mereka yang mendukung Biden, mencalonkan Kamala Harris, dan menghendaki konvensi terbuka untuk mencari pengganti Biden.
Biden menyerah oleh tekanan dari dalam partai. Ia tidak bisa melawan isu too old, dan menyatakan mundur. Kini, Biden akan menjalani enam bulan sisa masa jabatannya yang lemah karena sebagian besar tokoh Partai Demokrat mengabaikannya.
Joseph R Biden, menurut NBCNews, telah siap dengan semua itu. Ia belajar dari pengalaman tentang kemenangan tak terduga dan kekalahan tak terbayangkan. Ia memenangkan pemilu dan kalah dalam pemilu.
Ia membangun keluarga, kehilangan keluarga, membanguannya kembali, dan kehilangan sebagian lagi. Dia menjadi figur yang sangat mengerti bahwa kemitraan politik bersifat transaksional dan memiliki tanggal kadaluwarsa.
Pada konvensi National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) 16 Juli lalu, Biden mengatakan; “Jika Anda menginginkan teman di Washington, peliharalah seekor anjing.”
Namun, itu bukan ungkapan hasil pemikirannya. Ia hanya mengulang diktum terkenal Persiden Harry Truman. Biden menjalankan diktum itu dengan memelihara anjing di Gedung Putih. Sialnya, anjing itu bukan menggigit lawan politik, tapi beberapa kali menyerang Paspampres dan staf kepresidenan.