Kado Jaga Alam dari UN Global Compact
Di setiap perusahaan tambang, Doni memastikan program lingkungan dijalankan dengan baik. Sekaligus memastikan, program penghijauan (reklamasi) lahan bekas tambang juga dilakukan dengan semestinya. Bukan saja memastikan, ia bahkan memberi masukan dan ide positif tentang konservasi. Termasuk bagaimana merestorasi lahan bekas tambang dengan budget lebih hemat.
JERNIH– Ada kabar gembira, MIND ID resmi diterima sebagai anggota United Nations Global Compact. Sebuah organisasi PBB yang bergerak di bidang bisnis untuk mendorong negara-negara dan perusahaan-perusahaan di dunia mengadopsi dan mengimplementasikan kebijakan sustainability dan tanggung jawab sosial.
Mining Industry Indonesia (MIND ID) adalah BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk, PT Vale Indonesia. Ada satu hakikat, jika tak mau dibilang pameo, bahwa perusahaan tambang (dalam kerjanya) pasti merusak lingkungan. Entah dengan cara menebang hutan, menggali atau mengupas bumi.
Prestasi MIND ID menjadi anggota United Nations Global Compact tentunya diawali oleh sebuah komitmen. Sebab, dalam laman resmi https://www.unglobalcompact.org/ jelas dinyatakan, bahwa prinsip kerja Global Compact mengedepankan sepuluh bidang termasuk hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan, dan anti-korupsi.
Kementerian BUMN, tentunya MIND ID yang berada di dalamnya, telah berada pada jalur yang benar, yang dicanangkan founding fathers dulu sebagai salah satu “soko guru” perekonomian negara.
Langkah MIND ID diterima sebagai anggota United Nations Global Compact diawali dengan adanya surat Group Chief Executive Officer, Hendi Prio Santoso kepada Sekjen PBB, Antonia Guteres pada 28 Juni 2022. Surat bernomor 110/LDIRUT/VI/2022 itu ber-subjek: Mining Industry (MIND ID) supports Ten Principles of UN Global Compact.
Pertanyaannya adalah, apa benefit bagi MIND ID (dan perusahaan-perusahaan tambang milik negara yang dinaunginya)? Tentu saja MIND ID menjadi punya posisi tawar lebih tinggi dalam meyakinkan investor utamanya terkait standardisasi global market dalam good mining practices. Sebab, dengan menjadi anggota UN Global Compact mengindikasikan MIND ID telah mencapai standar ICMM (International Council on Mining and Metals). Sekaligus menunjukkan bahwa rating ESG (Environmental, Social, and Governance) MIND ID sudah berstandar global.
Faktor jaga alam
Prestasi MIND ID adalah kombinasi kolaborasi yang padu antara jajaran direksi dan komisaris. Masuknya Letnan Jenderal TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo menjadi Komisaris Utama pada RUPS Tahunan 10 Juni 2021, adalah sebuah titik pijak yang menarik disimak.
Usai memungkasi jabatannya sebagai Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 pada 25 Mei 2021, Doni sempat ingin “jeda” sejenak atas sejumlah jabatan penting yang ditawarkan. Jika menilik ke jejak digital, isu yang beredar sempat memposisikan dirinya diberbagai jabatan, hingga duta besar Indonesia untuk sebuah negara di Eropa.
Fakta kemudian, Doni Monardo menjadi Komut PT Inalum (MIND ID). Dalam satu kesempatan, Doni mengklarifikasi pertanyaan banyak sahabat dekatnya, termasuk para penggiat lingkungan hidup. Mereka mempertanyakan, reputasi yang ia bangun sebagai tokoh penghijauan, penggiat lingkungan, tokoh di balik program Citarum Harum, tiba-tiba menjadi komisaris utama BUMN tambang.
Jabatan yang dipandang sebagai sebuah paradoks. Suatu hari Doni berkata, “Saya paham pertanyaan teman-teman penggiat lingkungan. Saya harus menjawab, justru dengan posisi sekarang, saya menjadi punya kesempatan untuk memperbaiki lingkungan di lahan bekas tambang.”
Selebihnya, Doni Monardo seperti berkejaran dengan matahari. Jejak digital menunjukkan aktivitasnya yang begitu padat. Ia terbang dari ujung timur sampai ujung barat negeri. Dari ujung utara sampai ke ujung selatan Nusantara. Mendatangi satu per satu lokasi tambang perusahaan-perusahaan yang berada di bawah MIND ID.
Di setiap perusahaan tambang, Doni memastikan program lingkungan dijalankan dengan baik. Sekaligus memastikan, program penghijauan (reklamasi) lahan bekas tambang juga dilakukan dengan semestinya. Bukan saja memastikan, ia bahkan memberi masukan dan ide positif tentang konservasi. Termasuk bagaimana merestorasi lahan bekas tambang dengan budget lebih hemat. Misalnya, sistem bowling (relokasi). Pohon-pohon dengan ketinggian dan diameter tertentu, direlokasi ke kebun bibit, dan kelak ditanam di lahan bekas tambang.
Doni yang panglima Kodam Pattimura 2015 – 2017 dikenal sebagai penggagas program emas biru dan emas hijau. Pengalamannya di bidang penghijauan, mulai dari pembibitan hingga budidaya aneka jenis pohon langka, misalnya saat ia berkunjung ke area pertambangan PT Vale Indonesia (PTVI) di Sorowako, Sulawesi Selatan, 17 Desember 2021.
Di bidang lingkungan, PTVI secara aktif menjaga kualitas air danau di komplek Danau Malili yang berdekatan dengan areal tambang. Danau Komplek Malili terdiri dari tiga danau, Danau Matano, Mahalona, dan Danau Towuti.
PTVI juga melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif. Targetnya, 70 persen lahan akan direklamasi di tahun 2025. Perusahaan juga fokus pada penanaman pohon. Sebanyak 3,7 juta pohon telah ditanam, di antaranya endemik Ebony (Diospyros celebica), Dengen (Dillenia serata), Kaloju (Caralia braciata), Mata kucing (Hopea celebica) dan jenis unggulan lokal. Total Rehabilitasi PTVI seluas 10.280 hektare dengan rincian 10.000 hektare di luar daerah operasional dan 280 hektare di dalam daerah operasional.
Satu-satunya catatan Doni saat meninjau nursery PTVI adalah ketidaksesuaian pot dan batang pohon. Doni tidak ingin, rimbunnya bibit sekedar show case, hanya menjadi pajangan, tetapi gagal ketika ditanam karena ketidaksesuaian batang pohon dan akar. Di luar itu, Doni mendorong PTVI untuk mengembangkan pohon-pohon langka, utamanya ebony dan biti.
Geser ke Sumatera Utara, Doni mendorong PT Inalum untuk berperan aktif mengembalikan kerusakan layan di Kawasan Danau Toba. Dalam setahun terakhir, tak kurang dari tiga kali Doni mengunjungi Danau Toba untuk memastikan program penyelamatan Ekosistem Danau Toba benar-benar mendapat bantuan dari Inalum.
Terakhir, 8 Juni 2022, Doni menggelar rapat dengan Forkopimda Sumatera Utara dan kabupaten-kabupaten yang ada di sekitar Toba, di Taman Simalem Resort, Karo, Sumatera Utara. Tak lama setelah mendengar paparan divisi CSR Inalum tentang bantuan pohon, Doni menyergah dan menilai terlalu kecil. Ia minta Inalum menambah anggaran agar program penanaman pohon di lahan rusak Kawasan Toba bisa lebih massif.
“Harus diingat, Inalum memiliki utang budi kepada Danau Toba, karenanya harus membantu pemulihan ekosistem kawasan danau terbesar di Asia Tenggara ini,” ujar Doni yang juga Tenaga Ahli Satgas Pemulihan Danau Toba.
Geser ke Sumatera Selatan, 10 Juni 2022. Doni Monardo mengunjungi PT Bukit Asam, Tanjung Enim. Lagi-lagi Doni memastikan BUMN batubara itu tidak saja menambang, tetapi juga menanam. Hari itu, bertepatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Doni juga menanam lohon di lokasi Botanical Garden Bukit Asam. Di lahan seluas 17 hektare ini kelak akan jadi destinasi wisata dari lahan bekas tambang. Ini sejalan dengan Noble Purpose MIND ID.
Contoh terhangat, 17 – 18 Juli 2022, saat Doni Monardo terbang ke Maluku Utara. Di Gosowong Mine, PT Nusa Halmahera Mineral (PTNHM), Doni bahkan bikin heboh saat tetap melaksanakan kunjungan ke site, meski matahari telah bergulir ke peraduan. Alhasil, di kegelapan malam ia tiba di lokasi tailing. Ia berjalan di sekitar area tambangg dengan penerangan sekadarnya.
Ia pun tampak tersenyum lega demi mendengar kodok ngorek. Saat makan malam, ia pun mengungkapkan “ilmu kudu”-nya di bidang lingkungan. Katanya, proses tailing di area tambang Gosowong sudah baik dan benar. Kodok ngorek adalah indikasi alam bahwa di area itu tidak tercemar.
“Saya mendengar suara kodok. Juga mendapat laporan masih banyak ular. Perusahaan bahkan melarang karyawan membunuh ular, agar tidak mengganggu mata rantai pakan satwa liar di area tambang. Jadi, sekalipun malam hari, saya tahu proses pemulihan areal penambangan sudah memenuhi standar lingkungan,” ujar Doni pula.
Di depan sejumlah anggota Forkopimda Maluku Utara, Doni merespon tanggapan Sultan Tidore yang bicara blak blakan. Mantan Komandan Paspampres itu tegas meminta agar semua BUMN bidang tambang membuka transparan pengelolaan dana CSR, kemana saja dan apakah sudah dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar. Terlebih khusus demi dan atas nama penyelamatan lingkungan bekas tambang. Doni minta agar diumumkan terbuka pengelolaan dana CSR, bisa di web site masing masing perusahaan hingga ke kantor kantor desa sekitar tambang.
Begitulah, dalam 13 bulan usia pengabdian sebagai Komut MIND ID, Doni langsung tancap gas. Kecil atau besar, diakui atau tidak, Doni’s Factor memberi kontribusi signifikan dalam pencapaian prestasi BUMN-BUMN tambang di bawah MIND ID. Bukan saja prestasi dari sisi matematika usaha, tetapi juga dalam program CSR, termasuk program lingkungan di dalamnya. [Roso Daras]