Kali Pertama Paris St Germain Mencapai Final Liga Champions
- Kini publik Prancis boleh berharap dua klub Ligue 1 bertemu di final Liga Champions musim ini.
- RB Leipzig seolah kehilangan gaya bermain terbaiknya, dan tak berdaya menghadapi sekumpulan pemain bergaji tinggi.
Lisbon — Bertahun-tahun, terhitung sejak dibeli juragan dari Qatar, Paris St-Germain (PSG) mengeluarkan banyak uang untuk mencapai final Liga Champions. Semalam, klub elite Prancis itu mewujudkan mimpinya.
PSG mengalahkan RB Leipzig 3-0 dalam laga tanpa pentonton di Lisbon. PSG bermain luar biasa, Leipzig antiklimaks.
Neymar tidak mencetak gol meski memiliki banyak peluang di depan gawang. Kemenangan PSG diawali gol Marquinos dan Angel Di Maria di babak pertama, ditambah Juan Bernet di babak kedua.
Julian Nagelsmann, pelatih muda yang membawa RB Leipzig menjadi Cinderella di Liga Champions musim ini, seperti kehilangan akal mengatasi tekanan PSG sepanjang laga.
Di semua laga sebelumnya, ketika Leipzig menghabisi lawan-lawannya, orang Jerman terkagum-kagum. Malam ini, Nagelsmann menyaksikan timnya tak bisa berbuat apa-apa menghadapi sekumpulan bintang.
Leipzig adalan antitesis PSG. Mereka berisi pemain bergaji kecil, dengan penampilan sederhana.
Pada laga sebelumnya, pemain Leipzig mampu mengatasi rasa rendah diri dan menumbangkan lawan dengan elegan. Menghadapi PSG, mereka seolah tak berdaya sejak lima menit pertama.
Neymar mendapat peluang pertama saat berhadapan langsung dengan penjaga gawang. Pemain belakang Marquinos yang justru membuka skor, memanfaatkan peluang tembakan bebas melengkung yang dilepas Angel Di Maria.
Leipzig merespon lewat aksi menarik Yussuf Poulsen, yang mengejar umpan Konrad Laimer. Bola tembakan Poulsen melayang di samping gawang.
Namun yang menarik dari laga ini adalah pertarungan Nagelsmann dan pelatih PSG Thomas Tuchel. Nagelsmann berusia 33 tahun, dan pernah berguru dengan Tuchel di Bundesliga.
Ketika berusia 20 tahun, Nagelsmann bermain di Mainz — klub yang dilatih Tuchel. Cedera lutut memaksa Nagelsmann mengakhiri karier, dan Tuchel menempanya ke jalur baru sebagai manajer.
Nagelsmann menjadi pelatih termuda dalam sejarah Bundesliga, ketika mengambil alih Hoffenheim tahun 2015. Saat itu usia Nagelsmann masih 20 tahun.
Tak butuh waktu lama bagi Nagelsmann untuk menjadi pelatih dikagumi. Ia mengembangkan gaya bermain atraktif, meski tidak satu pun pemain bintang di tim-nya.
Nagelsmann mencoba memperlihatkan gaya bermain itu di depan mentor-nya, dan gagal. Situasi itu diperburuk oleh kesalahan Peter Gulacsi dan Nordi Mukiele, untuk menjadi bencana gol kedua dan ketiga.
Tempat di final mungkin sangat layak bagi PSG. Tiga tahun lalu, PSG gagal mencapai final dengan cara menyakitkan. Mengalahkan Barcelona 4-0 di leg pertama, dikalahkan 1-6 di leg kedua.
Musim lalu, PSG mengalahkan Manchester United 2-0 tapi dihentikan penalti kontrovesial menit terakhir Marcus Rashford di leg kedua.
PSG kini menunggu lawan di final, dengan Bayern dan Lyon menjadi kandidatnya. Muncul pertanyaan apakah final Liga Champions kali ini mempertemukan dua klub Prancis?