Kebanyakan Orang Jerman Anggap Agama Tidak Penting
Tahun demi tahun, dilaporkan anggota jemaat yang kecewa telah berbondong-bondong meninggalkan gereja Katolik dan Protestan Jerman. Kini, hanya sekitar setengah dari semua orang Jerman menganut salah satu agama Kristen terbesar di negara itu.
JERNIH– Sebagian besar orang Jerman mengatakan agama tidak memainkan peran dalam kehidupan mereka, sebagaimana hasil kesimpulan sebuah survei. Selain itu, hanya sedikit orang dewasa percaya agama membuat dunia menjadi tempat yang lebih adil.
Kebanyakan orang Jerman mengatakan bahwa agama tidak memiliki arti penting dalam hidup mereka, demikian menurut sebuah jajak pendapat yang dirilis yayasan Religions for Peace Kamis (23/09) lalu.
Survei menunjukkan bahwa hanya 33 persen yang mengatakan bahwa agama penting bagi mereka dan hanya 12 persen yang mengatakan bahwa mereka berpikir agama dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Tahun demi tahun, dilaporkan anggota jemaat yang kecewa telah berbondong-bondong meninggalkan gereja Katolik dan Protestan Jerman. Hasilnya adalah hanya sekitar setengah dari semua orang yang menganut salah satu agama Kristen terbesar di negara itu.
Orang Jerman timur kurang taat
Lebih lanjut survei menunjukkan sekitar 30 persen responden menggambarkan diri mereka sebagai “saleh” atau “sangat taat”, sementara 35 persen mengatakan mereka “tidak taat sama sekali.” Negara-negara bagian timur Jerman, khususnya, memiliki proporsi tinggi orang yang menggambarkan diri mereka sebagai “sama sekali tidak religius,” kata yayasan itu.
Sementara itu, wilayah dengan sebagian besar orang yang menggambarkan diri mereka sebagai orang saleh adalah negara bagian Bayern dan Baden-Württemberg di Jerman selatan (35 persen) dan negara-negara bagian barat (32 persen). Hanya sekitar 21 persen orang di negara bagian timur yang memberikan deskripsi ini.
Sebaliknya, sekitar 61 persen orang Jerman mengatakan agama itu “tidak penting”, atau “sama sekali tidak penting”.
Orang yang lebih muda cenderung tidak memberikan pernyataan tegas tentang betapa pentingnya agama bagi mereka.
Sekitar 15 persen dari anak berusia 18 hingga 29 tahun tidak menjawab atau mengatakan tidak tahu. Hanya sekitar 5 persen dari usia 30 hingga 54 tahun yang memberi respons serupa, dan angka turun menjadi 3 persendi antara mereka yang berusia di atas 55 tahun.
Survei juga menunjukkan orang yang lebih muda lebih optimis dalam penilaian mereka tentang peran iman. Sekitar 16 persen anak muda setuju dengan pernyataan: “Agama-agama di dunia ini berkontribusi untuk membuat dunia lebih adil.” Sementara di semua kelompok umur hanya 12 persen yang menyatakan setuju, di mana lebih dari setengahnya tidak setuju, dan 26 persen ragu-ragu tentang masalah ini.
Bagi sebagian besar orang Jerman yang taat, mereka meyakini pandemi virus corona tidak mengubah keyakinan mereka, demikian kata Religions for Peace. Di antara orang Jerman yang lebih muda, sekitar 12 persen mengatakan iman mereka menjadi lebih kuat selama pandemi – sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan pemilih yang lebih tua.
Selain itu, hanya 14 persen responden yang melihat peran positif agama dalam memerangi perubahan iklim. Usia responden juga tergantung pada usia di sini, dengan angka di bawah 30-an mencapai 20 persen.
Survei dirilis itu bertepatan dengan konferensi yayasan non-pemerintah antar agama “Religions for Peace” di kota Lindau, Jerman selatan. Para pemimpin agama dan diplomat bertemu untuk membahas perdamaian dan keamanan, perlindungan lingkungan, dan kemanusiaan. Survei melibatkan lebih dari 2.000 responden di semua rentang usia di semua negara bagian Jerman. [DPA/Deutshce Welle]