Crispy

Kecuali Populasi Usia Lanjut, Seoul Punya Semua Syarat Menjadi Kota Metaverse Pertama

  • Pandemi menjadikan semuanya serba digital di Seoul dan Korsel.
  • K-Pop tak kehilangan penghasilan dari konser, dan berani membuat pertunjukan online global.
  • Sebagai persiapan, populasi usia lanjut ditawarkan program pendidikan digital.

JERNIH — Ketika banyak negara masih sibuk berdebat soal metaverse, yang dipicu spektisisme akan kepraktisan dan daya tarik-nya, November 2021 lalu Seoul mengumumkan rencana mengembangkan platform itu.

Pemerintah Metropolitan Seoul mengatakan platform itu penting untuk melayani publik di sektor pariwisata, pendidikan, pengalaman budaya, dan layanan sipil.

Analisis demografi Korea Selatan (Korsel), perkembangan teknologi, dan tren hiburan, menunjukan metaverse Seoul memanfaatkan pertumbuhan kebutuhan, kapasitas teknologi, dan selera konsuman untuk kehidupan yang lebih digital.

Kebutuhan akan Digitalisasi

Laporan prospek ekonomi makro GlobalData tahun 2021 tentang Korsel menunjukan 81,6 persen penduduk negeri itu akan tinggal di kota pada tahun 2025. Pertumbuhan populasi Seoul mendekati 10 juta, atau seperlima dari 52 juta penduduk Korsel.

Seluruh penduduk Korsel akan tergantung pada layanan publik yang disediakan Seoul dan kota-kota lain. Pandemi membuktikan layanan itu harus tahan terhadap krisis kesehatan masyarakat.

Selama pandemi, digitalisasi terbukti menjadi rute andal menuju keteahanan dalam bentuk kerja jarak jauh, pendidikan, dan layanan sipil. Tahun ini, Sunderland dinobatkan sebagai kota pintar oleh Digital Leaders 100, sebagai pengakuan atas perluasan konektivitas broadband untuk meningkatkan ketahanan pandemi komunitasnya.

Mengakses layanan publik dari kenyamanan rumah seseorang akan sangat penting bagi satu populasi yang menua paling cepat di dunia. Sekitar 20 persen populasi Korsel akan berusia 65 tahun pada 2025.

Kapasitas Teknologi Seoul

Tidak mudah mengakses metaverse. Konektivitas dan perangkat keras yang sesuai dengan platform ini sangat diperlukan.

Dalam hal konektivitas, Korsel lebih metaverse ready dibanding banyak negara. Internet World Stats menempatkan Korsel di antara sepuluh negara teratas di Asia, terutama dalam jumlah pengguna Internet di negara itu.

Menurut GlobalData, penetrasi Internet Korsel tercatat 96,3 persen pada Juni 2021, dan total presentasi rumah tangga di Seoul yang memiliki akses ke layanan Internet adalah 99,2 persen pada tahun 2020.

Selain itu, Korsel juga berencana meluncurkan data gratis untuk semua warganya pada 2022.

Metaverse adalah tambahan baru untuk portofolio R&D Korse. Mei 2021, Kementerian Sains dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Korsel meluncurkan aliansi metaverse, kemitraan kolaboratif dengan para pemimpin teknologi besar seperti SK Telecom dan Hyundai Motor, untuk mengembangkan platform metaverse.

Mengubah Sikap Konsumen

Di Korsel, konsumen hiburan terbiasa dengan platform virtual online. Saat pandemi, hampir seluruh artis K-Pop; BTS, Twice, dan NCT, nyaris tak kehilangan pendapatan dari pertunjukan. Mereka memindahkan konser mereka dari panggung ke online, dan menikmati kesuksesan komersial luar biasa.

Salah satu konsre BTS tahun 2020, misalnya, memecahkan rekor acara musim online berbayar terbesar yang pernah ada, dengan 756 ribu penonton dan menghasilkan 20 juta dolar AS, atau Rp 287 miliar.

Pada 15 November, Animoca — perusahaan game berbasis blockchain Hong Kong — bermitra dengan Cube Entertainment, perusahaan hiburan Korsel, untuk mengembangkan metaverse K-Pop.

Banyak anak muda Korsel merasa nyaman dengan hiburan virtual berkat industri game yang kuat di negara itu, yang dengan sendirinya mengeksplorasi kemungkinan yang ditawarkan metaverse.

Pada April 2021, Netmarble — perusahaan game Korsel — meluncurkan anak perusahaan Metaverse Entertainment untuk membuat platform hiburan virtual konser, film, acara TV, dan game.

Potensi Hambatan

Informasi yang tersedia menunjukan metaverse Korsel harus ditanggapi dengan serius. Ini untuk menjawab kebutuhan akan penyediaan layanan publik yang tangguh dalam format teknologi yang semakin akrab di kalangan konsumen Korsel, seraya didukung R&D Korsel.

Hambatan akan keberhasilan metaverse di Korsel adalah perangkat keras yang tak populer, seperti headset, serta populasi usia lanjut yang semakin meningkat secara digital.

Seoul sudah mengambil langkah mengatasi kendala terakhir, dengan menawarkan program pendidikan digital untuk populasi usia 55 tahun ke atas. Waktu akan memberi tahu apakah rintangan lain merusak sebagian atau segalanya.

Back to top button