Crispy

Kehabisan Artileri, Rusia Gunakan Tank Usang Era Perang Dingin di Medan Tempur Ukraina

  • Tank-tank T-54, T-55, dan T-62, digunakan sebagai artileri self propelled dan tugas kamikaze.
  • Kapasitas produksi senjata Rusia tak cukup memenuhi kebutuhan peralatan tempur untuk perang jangka pendek.

JERNIH — Rusia terpaksa mengeluarkan tank tua era Uni Soviet ke medan tempur Ukraina sebagai upaya putus asa untuk menutup kekalahan artileri yang mengejutkan.

Mengutip situs analis pertahanan Oryx, The Moscow Times memberitakan sejak menginvasi Rusia 17 bulan lalu Rusia kehilangan 2.000 tank dan 3.000 kendaraan siap tempur pelengkap. Di sisi lain, Rusia tidak memiliki kapasitas memperbarui tank yang lebih modern dengan kecepatan yang diperlukan.

Moskwa, masih menurut situs itu, tidak punya pilihan selain mengeluarkan tank T-54, T-55, dan T-62 era Uni Soviet dari gudang penyimpanan dan museum, saat Ukraina menerima artileri canggih dari sekutu Barat.

Tank-tank era Soviet tidak memiliki perlengkapan memadai untuk memenuhi peran tempur dalam perang modern. Optik ketinggalan zaman, sistem pengawasan dan pengendalian tembakan tidak memadai. Bahkan tank era Soviet tidak memiliki perlindungan terhadap persenjataan anti-tank modern.

Rusia tahu tank-tank itu tidak layak tempur, tapi selalu ada cara untuk menggunakannya, yaitu sebagai pengganti artileri self propelled. Tank disesaki bahan peledak, digerakan dengan remote control, dan difungsikan di medan tempur sebagai kendaraan kamikaze.

Dalam video yang muncul bulan lalu, T-55 Rusia bermanuver menuju posisi Ukraina. Tank berhenti akibat melindas ranjau sebelum rudal anti-tank Ukraina menelannya dalam kobaran api. Sejak saat itu pengamat berspekulasi T-55 digunakan sebagai kendaraan kamikaze.

“Jika teroris bisa menggunakan mobil berisi bahan peledak untuk menyerang orang, Rusia juga bisa melakukannya,” kata pakar militer independen Pavel Luzin kepada the Moscow Times.

Kabar T-54 dan T-55 kembali tugas aktif kali pertama muncul akhir Maret 2023, ketika video di media sosial memperlihatkan tank-tank itu diangkut kereta api. Sebelumnya, Rusia juga menurunkan T-62 ke garis depan.

Semula, para ahli berpendapat Rusia mengambil langkah ini untuk mengkompensasi kerugian kendaraan lapis baja yang diderita.

T-54 berasal dari upaya pengembangan tank Soviet pada Perang Dunia II dan diproduksi tahun 1947 sampai 1959. Versi modifikasinya adalah T-55, yang masih diproduksi sampai 1979. T-62 adalah evolusi dari T-55, yang diproduksi antara 1962-1975 atau di puncak Perang Dingin.

Beberapa negara, termasuk Rusia, memodifikasi T-62, T-54 dan T55 sampai awal tahun 2000-an, sebagai upaya memperpanjang usia. Tahun 2010 Rusia mempensiunkan tank-tank itu, mengirimkan ribuan ke fasilitas penyimpanan dengan rencana untuk didaur ulang.

Perang di Ukraina membuat Rusia menemukan cara membuat tank-tank itu kembali berguna di garis deapan, meski tidak dengan gaya ortodoks.

Luzin mengatakan Rusia menggunakan tank-tank ini sebagai pengganti artileri self-propelled. Metode ini dikenal sebagai posisi tembak tertutup, melibatkan penembakan senjata tank dari penutup tersembunyi, meniru lintasan howitzer.

“Ini adalah tank sekali pakai,” kata Luzin. “Umur laras tank tiga sampai empat kali lebih pendek dibanding laras senapatan artileri,” katanya.

Saat Ukraina melakukan serangan balasan di Zaporizhzhia, mereka menghadapi garis pertahanan Rusia yang diperkuat T-62, T-54 dan T-55, dengan sebagian tubuh terkubur. “Artinya, tank difungsikan dengan posisi tembak jangka panjang yang dikendalikan dari jarak jauh,” kata Vladislav Seleznyov, pakar Ukraina dan penyiar Current Times.

Saluran Telegram Informan Militer pro-rusia juga melaporkan pengerahan tank-tank usang sebagai artileri self-propelled. Saluran itu juga merilis video yang menampilkan penggunaan tank usang itu.

Tidak hanya Rusia, Azerbaijan juga menggunakan tank yang sama seabgai self-propelled melawan Armenia dalam Perang Karabakh Kedua tahun 2020.

Namun, taktik semacam itu tetap tidak bisa menggantikan artileri khusus. Fitur desain kendaraan dan amunisi berbeda, dan tank-tank itu tidak mampu menembak pada jarak yang sama dengan senjata self-propelled.

Rusia tidak punya alternatif lain. Mereka masih menggunakan tank-tank usang sebagai pengganti artileri self propelled dan menjadi sasaran rentan bagi artileri Ukraina.

Back to top button