Keluarga Kennedy Dukung Pembebasan Bersyarat Pembunuh Ayahnya
- Douglas Kennedy menangis selama mendengar penyesalan Sirhan Sirhan, pembunuh Robert F Kennedy.
- Sirhan Sirhan telah 15 kali menjalani sidang bersyarat, dan jaksa selalu keberatan memberikan pembebasan bersyarat.
- Pada sidang kali ini jaksa tidak hadir.
JERNIH — Doublas Kennedy masih balita ketika Senator Robert F Kennedy, populer dengan sebutan Bob Kennedy, ditembak pria Palestina bernama Sirhan Sirhan tahun 1968. Kemarin, Douglas Kennedy menyetujui pembebasan bersyarat pembunuh ayahnya.
“Saya sangat ingin melihat langsung Mr Sirhan,” kata Douglas Kennedy saat menghadiri sidang pembebasan bersyarat yang tidak dihadiri jaksa.
Douglas sangat emosional. Matanya berkaca-kaca, dan beberapa kali menghapus air mata yang meluncur deras di pipinya.
“Saya pikir Mr Sirhan telah menjalani hidup dalam ketakutan,” kata Douglas Kennedy usai sidang itu. “Saya bersyukur hari ini bisa melihatnya sebagai manusia yang mendapatkan kasih sayang dan cinta.”
Douglas Kennedy bukan yang pertama mendukung pembebasan Sirhan Sirhan. Di masa lalu, Robert Kennedy Jr, kakak Douglas, secara terbuka mendukung gagasan pembebasan bersyarat pembunuh senator paling populer saat itu.
Robert F Kennedy Jr berbicara dalam sidang itu. Sirhan tersenyum. Kepada Dewan Pembebasan Bersyarat California, Sirhan mengatakan; “Saya telah belajar mengendalikan amarah.”
“Saya tidak akan pernah menempatkan diri saya dalam bahaya lagi,” kata Sirhan yang kini memasuki usia 77 tahun. “Anda memiliki janji saya. Saya akan selalu mencari damai, bukan kekerasan.”
Pembunuhan Legendaris
Sirhan Sirhan, seorang Kristen Palestina asal Yordania, gagal menahan amarahnya saat mendengar Robert F Kennedy Jr mengatakan mendukung pengiriman senjata kepada Israel.
Kepada New York Post, Sirhan Sirhan masih ingat apa yang dia lakukan setelah mendengar pernyataan Robert F Kennedy saat itu. “Saya minum kopi sebelum pembunuhan itu. Lalu tersedak dan nyaris tak bisa bernafas saat ditangkap,” kenangnya.
Saat itu, 5 Juni 1968, Bob Kennedy — kandidat kuat presiden AS dari Partai Demokrat — baru saja berbicara di depan pendukungnya yang memadati Hotel Ambassador Los Angeles.
Sebelumnya, saat merayakan kemenangan pada pemilihan pendahuluan di South Dakota dan California, Bob Kennedy dinyatakan sebagai pemenang. Artinya, kursi presiden AS telah benar-benar berada di genggaman.
Tak lama setelah meninggalkan podium Hotel Ambassador Los Angeles, Bob Kennedy menyusuri lorong dapur untuk sampai ke luar hotel tanpa gangguan. Di ujung lorong, Sirhan muncul, mengarahkan pistol ke jantung, dan menghamburkan seluruh peluru pistol Colt-nya ke tubuh Bob Kennedy.
Sirhan tak lari, yang membuat polisi tanpa kesulitan membekuknya. Bob Kennedy dinyatakan tewas di RS Samaria pada pukul 01:44 dini hari 6 Juni 1968.
Setahun kemudian, Sirhan dinyatakan bersalah membunuh Bob Kennedy dan dijatuhi hukuman mati. Tahun 1972, hukumannya diringankan menjadi penjara seumur hidup.
Tahun 2016, Sirhan menyatakan menyesal atas setiap korban kejatahan yang dilakukannya tapi tidak dapat bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Angela Berry, pengacara Sirhan, mengatakan ingin berargumen bahwa keputusan sidang bersyaraat harus didasarkan pada siapa Sirhan hari ini. “Dia memiliki catatan penjara yang patut dicontoh, yang menunjukan bahwa dia tidak berbahaya,” kata Berry.
Jaksa Tidak Hadir
Ketidak-hadiran jaksa dalam sidang pembebasan bersyarat membuat orang bertanya-tanya. Angela Berry tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi setelah sidang tanpa jaksa ini.
“Saya suka berpikir ketidak-hadiran itu akan membuat perbedaan,” kata Berry. “Semua orang tidak kebal terhadap fakta bahwa ini politis.”
Menurut Berry, bukan kali pertama sidang pembebasan bersyarat digelar tapi telah 15 kali. Hasil persidangan menetapkan Sirhan bebas bersyarat.
Ia juga mengingatkan untuk membenarkan penyangkalan berdasarkan beratnya kejahatan adalah mengabaikan fakta bahwa kita mencabut hak jutaan orang AS untuk mendapatkan rehabilitasi
“Rehabilitasi adalah indikator paling relevan apakah seseorang masih berisiko atau tidak bagi masyarakat,” kata Berry.