Kim Jong-un Siapkan Kim Ju-ae Sebagai Pemimpin Berikut Korea Utara
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/2024/07/durov-1.jpeg)
- Badan Intelejen Korsel (NIS) menggunakan dua pendekatan untuk sampai pada kesimpulan.
- Pertama, seberapa sering Kim Ju-ae disertakan dalam acara militer dan ekonomi, kedua penggunaan kata hyangdo.
JERNIH — Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un sedang mempersiapkan Kim Ju-ae, putrinya yang kerap muncul di acara kenegaraan, sebagai penggantinya kelak.
Badan Intelejen Nasional Korea Selatan (NIS), dalam laporan kepada komite intelejen parlemen, mengatakan Kim Jong-un mengisyaratkan Kim Ju-ae sebagai kandidat kuat orang kuat Korut berikut dengan menyesuaikan frekuensi kemunculannya di depan publik.
“Kehadiran Kim Ju-ae di depan publik untuk mengukur sentimen publik,” kata Lee Seong-kweun, anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat dan Park Sun-won dari Partai Demokrat, kepada Korea Times.
Menurut keduanya, NIS memastikan Kim Ju-ae sebagai pemimpin Korut berikut dengan mempelajari sebutan yang digunakan Pyeongyang untuk merujuknya, serta seberapa sering muncul di depan publik, dan pada acara apa.
Kim Ju-ae terlibat dalam 60 persen kegiatan politik untuk menemani ayahnya; Kim Jong-un, terutama acara militer dan ekonomi. Lainnya, penggunaan kata ‘hyangdo’ untuk menyebut Kim Ju-ae.
Kata ‘hyangdo’ berarti menerangi ke depan dalam perjuangan revolusioner, dan digunakan untuk para pemimpin atau penerusnya. Penggunaan kata ‘hyangdo’ untuk Kim Ju-ae menunjukan sang putri berada di jalur menjadi pemimpin.
Namun, menurut NIS, tidak tertutup kemungkinan Kim Jong-un mengubah keputusannya dan menunjuk orang lain sebagai penerus. Artinya, belum ada keputusan final.
Kim Jong-un punya masalah kesehatan. Berat badan 140 kilogram membuat Kim Jong-un berisiko terkena serangan jantung. Ia kemungkinan mengalami stress, yang membuat terus merokok dan menenggak alkohol.
Sejak berusia 30-an, Kim Jong-un menunjukan tekanan darat tinggi dan diabetes. NIS juga melaporkan Kim Jong-un mencari pengobatan alternatif, dan mengarah pada spekulasi bahwa orang nomor satu di Korut itu menghadapi kondisi sulit diatasi, yang membuatnya menggunakan obat-obatan.