Korona Virus: Hong Kong Menutup Diri Dari Cina
Hong Kong — Carrie Lam, chief executive Hong Kong, Selasa 28 Januari 2020 mengumumkan menutup perbatasan dengan Cina dan menghentikan ijin perjalanan bagi wisatawan yang ingin melakukan perjalanan ke daratan Tiongkok.
Hong Kong punya pengalaman dengan wabah severe acute respiratory syndrome (SARS) tahun 2002 dan 2003. Saat itu 1.750 orang terinfeksi, dengan 280 menemui ajal.
Wajar jika publik Hong Kong mengkhawatirkan wabah korona virus di Wuhan. Hong Kong saat ini adalah salah satu kota terpadat di dunia, dengan kondisi ideal bagi penyebaran penyakit menular.
Sekujur kota dipenuhi appartement dengan kamar seukuran dua kali peti mati. Transportasi kereta dan bus selalu penuh.
Wabah SARS dimulai di selatan Cina, lalu masuk ke Hong Kong akibat lalu-lintas wisatawan dan pebisinis. Saat itu ada ketidak-percayaan terhadap pemerintah Cina. Saat ini, ketidak-percayaan itu muncul lagi.
Penutupan ini adalah langkah sensitif. Selama delapan bulan Hong Kong diguncang aksi protes antipemerintah, yang berrencana mengesahkan UU ekstradisi.
Hong Kong kini terpecah. Keputusan ini diperkirakan akan memprkeruh situasi politik, dengan penduduk pro dan antipemerintah saling berhadapan.