Korut: Jika Trump Bisa Menghina, Kami Juga Bisa
Pyongyang — Korea Utara mengancam akan menyerang Presiden AS Donald Trump dengan kata-kata hinaan, sebagai balasan atas cemoohan terhadap Kim Jong-un.
Choe Son Hui, wakil pertama menteri luar negeri Korea Utara (Korut), mengeluarkan ancaman ini sehari setelah Donald Trump menjuluki Kim Jong-un sebagai rocket man, dan kemungkinan melakukan tindakan militer terhadap Korut.
Tindakan Trump seakan mengubur harapan akan adanya kesepakatan antara Korut dan AS. Bahkan, Trump memulai ketegangan baru di Semenanjung Korea.
“Jika bahasa dan ekspresi itu digunakan lagi untuk memunculkan suasana konfrontasi, itu harus benar-benar didiagnosis sebagai kekambuhan dotage of a dotard,” kata Choe.
Dotage of a dotard adalah istilah psikologi yang menggambarkan suatu keadaan, atau periode, pikun yang ditandai penurunan ketenangan mental dan kewaspadaan.
Korut, masih menurut Choe, akan merespon dengan bahasa keras sendiri jika Trump kembali menggunakan frasa yang sama, untuk memprovokasi Korut.
Sebelumnya, Rabu 4 Desember 2019, kepala militer Korut Pak Jong Chon juga memperingatkan bahwa penggunaan kekuatan militer terhadap Korut akan menyebabkan konsekuensi mengerikan bagi AS.
Korut, kata Pak, akan mengambil tindakan tegas yang tidak ditentukan pihak lain.
Di London, Selasa 3 Desember 2019 Trump mengatakan hubungan dengan Kim Jong-un benar-benar baik, tapi menyerukan agar Pyongyang menindaklanjuti komitmen denuklirisasi.
Setelah itu Trump mengatakan; “Kami memiliki militer yang kuat yang pernah kami miliki. Sejauh ini kami adalah negara paling kuat dan mudah-mudahan kami tidak harus menggunakannya.”
Mengenai julukan rocket man untuk Kim Jong-un, Trump mengatakan; “Dia kan suka mengirim roket ke atas. Ya, saya memanggilnya pria roket.”