Iowa — Ada yang tak biasa dalam kaukus kandidat presiden AS di Iowa, yaitu lima masjid akan menjadi tuan rumah.
“Ini benar-benar luar biasa,” kata Mohamed Ali, agen real estat yang empat tahun lalu menjadi relawan Bernie Sanders.
Empat tahun lalu, menurut Mohamed Ali, Muslim Iowa menolak berpolitik dengan berbagai alasan. Sebagian mengatakan merasa tidak nyaman. Lainnya tidak percaya diri.
“Yang tidak nyaman selalu mengatakan tidak ingin terlibat dalam politik karena khawatir menjadi sasaran diskriminasi,” kata Mohamed Ali, warga AS keturunan Palestina.
Perubahan saat ini, masih menurut Mohamed Ali, disebabkan satu hal; lima masjid akan menjadi tuan rumah kaukus calon presiden dari Partai Demokrat, Senin pekan depan.
Ini kali pertema tempat ibadah Muslim menjadi pertemuan partai, dengan Muslim Iowa secara terbuka akan mendiskusikan calon presiden untuk Pemilu 2020.
“Ini sejarah,” kata Ako Abdul Samad, perwakilan dari negara bagian dan salah satu legislator di Iowa.
Masjid-masjid ini akan menjadi situs satelit, yang terhubung ke 80 lokasi di seluruh dunia. Situs satelit ini didirikan tahun ini agar lebih mudah diakses dan inklusif bagi Muslim Iowa.
“Tujuan kami adalah membuat kaukus paling mudah diakses,” kata Troy Price, ketua Partai Demokrat Iowa.
Rummi Khan, ketua Kaukus Muslim AS, menjadikan masjid sebagai tuan rumah kaukus akan membuat Muslim Iowa memiliki tempat aman yang inklusif dan tidak memberi friksi selama proses.
Penyelenggara yang demokratis, kata Khan, mengharapkan partisipasi pemilih yang tinggi. Sebelumnya, tahun 2008, hampir 240 ribu penduduk Iowa terkucil dari politik.
“Kaukus tahun ini akan memecahkan rekor,” kata Khan.
Iowa adalah rumah bagi satu persen dari 3,1 juta penduduk. Meski sedikit, Pew Research Center memperkirakan Muslim akan menjadi sangat penting bagi para kandidat.
Mantan wapres AS Joe Bidden dan Senator Bernie Sanders akan saling berhadapan di sini. Namun jajak pendapat terbaru menunjukan Pete Buttigieg, mantan walikota South Bend, Indian, Senator Elizabeth Warren dan Amy Klobuchar, masuk lima besar.
Menurut Khan, banyak Muslim di negara bagian AS lainnya termotivasi untuk berpartisipasi dalam putaran ini. Partisipasi meningkat menyusul kian tingginya diskriminasi dan Islamofobia di AS.
