Lutut Bermasalah, Paus Fransiskus Pertimbangkan Pensiun
- Masalah pada lutut membuat Paus Fransiskus kesulitan melaukan perjalanan internasional.
- Jika jadi pensiun, Paus Fransiskus mengikuti jejak Benediktus XVI.
JERNIH — Paus Fransiskus mengatakan kemungkinan harus berpikir untuk pensiun, karena tidak bisa lagi mempertahankan kecepatan perjalanan internasionalnya.
“Saya tidak berpikir saya bisa pergi dengan kecepatan yang sama seperti saya biasa bepergian,” kata Paus Fransiskus yang kini berusia 85 tahun dan menderita sakit di lutut dan membuatnya tergantung pada kursi roda.
Ia melanjutkan; “Saya pikir pada usia saya dan keterbatasan ini, saya harus menyelamatkan diri saya sedikit untuk dapat melayani Gereja. Atau, alternatifnya, memikirkan kemungkinan minggir.”
Bukan kali pertama Paus Fransiskus mengungkapkan keinginan mengikuti Benediktus XVI, yang berhenti tahun 2013 dengan alasan kesehatan terus menurun dan kini hidup tenang di Vatikan.
Tahun 2014, pada setahun kepausannya, Paus Fransiskus mengatakan jika kesehatannya menghalangi fungsinya sebagai paus, dia akan mempertimbangkan mengundurkan diri.
Mei lalu, seperti dilaporkan media Italia, Paus Fransiskus bercanda tentang lututnya selama pertemuan dengan para uskup. Saat itu ia mengatakan; “Daripada dioperasi, saya akan mengundurkan diri.”
“Pintunya terbuka. Itu salah satu opsi normal, tapi sampai sekarang saya belum mengetuk pintu itu,” katanya, Sabtu 30 Juli. “Tapi bukan berarti lusa saya tidak mulai memikirkannya. Saat ini saya benar-benar tidak memikirkannya.”
Paus Fransiskus menyebut sepekan perjalanan ke Kanada sedikit ujian. Ia mengatakan mungkin harus mengubah sedikit gaya, mengurangi, melunasi utang perjalanan yang masih harus dilakukan.”
“Tetapi Tuhan akan memberi tahu. Pintunya terbuka. Itu benar,” katanya.
Spekulasi
Spekulasi Paus Fransiskus akan mengundurkan diri menjadi intens setelah terpaksa membatalkan serangkaian acara karena lututnya bermasalah, termasuk perjalanan ke Afrika yang direncanakan awal Agustus.
Pembicaraan juga didorong oleh keputusannya mengadakan konsistori luar biasa pada 27 Agustus, bulan musim panas yang lambat di Vatikan, untuk menganngkat 21 kardinal baru — 16 di antaranya berusia di bawah 80 tahun, sehingga memenuhi syarat memilih penggantinya dalam sebuah konklaf masa depan.
Keputusan Benediktus XVI berhenti menimbulkan gelombang kejut di seluruh Gereja Katolik. Dia adalah paus pertama yang mengundurkan diri sejak Abad Pertengahan, tapi preseden sekarang telah ditetapkan.
“Sejujurnya, ini bukan malapetaka. Itu mungkin untuk mengubah paus. Itu mungkin untuk berubah. Tidak masalah,” kata Paus Fransiskus. “Tapi saya pikir saya harus sedikit membatasi diri dengan upaya ini.”
Paus Fransiskus mengatakan operasi pada lututnya bukan pilihan. Dia masih merasakan efek enam jam di bawah anestesi ketika menjalani operasi usus beasr musim panas lalu.
“Jangan main-main dengan anestesi,” katanya.
Ia juga mengatakan akan mencoba terus melakukan perjalanan dan dekat dengan orang-orang, karena saya pikir cara melayani adalah kedekatan.
Ia masih berharap menjadwal ulang perjalanan yang tertunda ke Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo. “Tapi itu akan terjadi tahun depan,” katanya.
Ia juga ingin mengunjungi Ukraina, tapi tidak menyebut rincian kapan perjalanan ke negeri yang diserbut Rusia itu.