Crispy

Mantan Sekretaris Kamp Nazi Mengakhiri Kebisuan dan Meminta Maaf

  • Irmgard Furchner, kini berusia 97 tahun, sempat berusaha kabar dari panti jompo.
  • Ia membisu selama 14 bulan persidangan, dan kini bersuara hanya untuk minta maaf.

JERNIH — Irmgard Furchner (97), mantan sekretaris kamp kematian Nazi Jerman, mengakhiri kebisuannya di Pengadilan Regional Itzehoe, Jerman dengan menyatakan penyesalan atas kematian lebih 11 ribu di Kamp Stutthorf.

“Saya minta maaf atas semua yang terjadi. Saya menyesal berada di Stutthorf saat itu,” ujar Furchner. “Saya tidak bisa mengatakan lebih banyak.”

Furchner bekerja sebagai sekretaris komandan SS Paul Werner Hoppe. Ia didakwa membantu pembunuhan sistematis lebih 11 ribu tahanan di kamp tempatnya bekerja antara Juni 1943-April 1945.

Kamp Stutthorf didirikan Nazi Jerman pada 2 September 1939. Kamp terletak di Desa Sztutuwo, Propinsi Pomeranian, kini masuk wilayah Polandia, dan menampung 110 ribu tahanan sebelum dibebaskan Tentara Merah Rusia Mei 1945.

Antara 63 ribu sampai 65 ribu tahanan, 28 ribu di antaranya Yahudi, dibunuh, meninggal akibat kelaparan, penyakit, atau akibat kerja paksa di kamp.

Sepenjang persidangan, Furchner mengklaim dia tidak mengetahui pembunuhan massal itu meski pekerjaannya sebagai sekretaris komandan kamp berarti melapor langsung ke Paul Werner Hoppe.

Furchner dibebaskan dari persidangan setelah jaksa penuntut umum meminta agar wanita yang makin sepuh itu hanya dihukum dua tahun percobaan jika terbukti bersalah. Permintaan diajukan pada November 2022.

Pengacara Furchner, yang meminta pembebasan kliennya, berpendapat tidak ada bukti jelas wanita renta itu memiliki pengetahuan tentang pembunuhan sistematis di dalam kamp.

Jadi, lanjut pengacara itu, itu menandakan tidak ada bukti Furchner memiliki niat yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban pidana.

Seorang perwakilan penggugat berpendapat; “Kami berasumsi siapa pun yang bekerja di kamp tahu apa yang terjadi di sana, karena ada mayat bergelimpangan di sekitar dan bau kematian.”

Furchner sempat menjadi berita utama di Jerman karena berusaha kabur dari rumah jompo di Quickborn, Hamburg, dengan menyewa taksi. Polisi menangkapnya beberapa jam kemudian dan menahannya selama tiga hari.

Putusan akhir terhadap nasib Furchner akan dibacakan 20 Desember.

Back to top button