Mesir di Bawah Al- Sisi : Kerangkeng Jurnalis dan Lumat Kantor Berita
JAKARTA—Di bawah kendali rezim represif Abdel Fattah Al- Sisi, pemerintah Mesir terbiasa melecehkan kebebasan pers. Setelah mengerangkeng banyak wartawan, baru-baru ini pasukan keamanan Mesir menyerbu kantor berita independen Mada Masr.
Dalam penyerbuan tersebut pasukan pemerintah tak hanya merusak dan menyita aneka peralatan. Mereka juga menahan beberapa jurnalis. Kasus itu menjadi contoh terbaru rendahnya budaya pemerintah rezim Al Sisi kepada pers.
Kantor Mada Masr, salah satu kanal berita independen terakhir di Mesir, diserbu oleh pasukan keamanan pada Minggu (24/11) lalu. Menurut para wartawan kantor berita independent tersebut, empat staf situs berita itu telah ditahan.
Sebuah pernyataan yang diunggah di akun Twitter resmi Mada Masr mengatakan, serangan itu dimulai sekitar pukul 1.30 siang waktu setempat.
“Pasukan keamanan berpakaian preman memasuki kantor Mada Masr secara paksa. Mereka segera menyita laptop dan ponsel semua orang. Ketika ditanya siapa mereka, mereka secara agresif menolak untuk menjawab.”
Para jurnalis mengaku telah mendapatkan kembali ponsel dan laptop mereka sebelum jam 5 sore. “Pasukan keamanan telah pergi. Lina Attalah, Mohamed Hamama, dan Rana Mamdouh telah dibawa untuk dituntut, menurut salah satu orang yang memasuki kantor kami,”kata pernyataan tersebut. Attalah adalah pemimpin redaksi kantor berita itu, sementara Hamama dan Mamdouh adalah wartawan yang bekerja di sana.
Sebelumnya, redaktur Mada Masr, Shady Zalat, disebut-sebut diciduk pasukan keamanan Mesir dari rumahnya di Kairo pada Sabtu (23/11) pagi. Menurut kantor berita Mada Masr, keempat jurnalis itu dibebaskan pada Minggu (24/11) lalu.
Sebelum ditahan, Attalah mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Wartawan tidak memiliki perlindungan selain integritas pekerjaan mereka dan nilai yang diberikan orang lain terhadapnya. Kita semua dalam bahaya. Jika kita tidak melawan, kita semua akan menjadi tahanan. Sebagai rekan Shady, satu-satunya pilihan kita sekarang adalah memperjuangkan keselamatannya dan kemampuan kita untuk terus melakukan pekerjaan kita.” [ ]Sumber : Mada Masr/matamatapolitik