Mesjid Votanikos Athena Ditutup Menyusul Lockdown Selama 3 Minggu
Bedirinya Mesjid Votanikos di Athena meruntuhkan hegomoni kekuasaan yang menyisihkan umat muslim Yunani.
Jernih — Masjid Votanikos di Yunani resmi dibuka untuk jamaah pada hari Senin (2/11/2020). Ruangannya mampu menampung 366 orang, namun karena Covid-19 hanya menyambut lima orang untuk shalat pertama.
Imam Mesjid, Sidi Mohammed Zaki, warga Yunani kelahiran Maroko telah mengambil tempatnya di dekat mihrab. Di belakangnya, tujuh pria, dan seorang wanita di ruang terpisah.
Para saat itu pertama kalinya ayat suci Al Qura dilantunkan di masjid yang didirikan di 144 Iera Odos, Distrik Votanikos Athena. 14 tahun lamanya upaya pembangunan mesjid yang dinanti-nanti umat Islam Yunani ini terkatung-katung.
“Setiap orang di komunitas Muslim Athena sangat puas, dan kami akan melihat jika pandemi tidak ada,” kata Ashir Haider, anggota dewan administrasi masjid. Ia mengungkapkan kegembiraanya yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata
Haider menjelaskan protokol kesehatan yang akan diberlakukan seperti jaga jarak 1,5 meter, memakai masker, mencuci tangan, menutupi kaki dengan kantong pelastik dan membawa sajadah sendiri.
Namun kegembiraan umat muslim Athena harus tertahan sejenak. Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada hari Kamis (12/11/2020) mengumumkan masjid tersebut harus ditutup kembali menyusul penerapan langkah-langkah Covid-19 terbaru.
Pada Sabtu (7/11/2020) Selama tiga minggu atau sampai akhir November pemerintah Yunani menetapkan lockdown nasional yang dimulai. Penutupan tersebut berlaku untuk semua bisnis ritel dan sekolah menengah pertama, kecuali supermarket,apotek dan sekolah dasar.
Hal itu menyusul adanya laporan 10.000 kasus baru dalam 5 hari. Walau pemerintah telah berusaha melakukan pembatasan, kasus Covid 19 meningkat sejak awal Oktober.
Menurut Asosiasi Muslim Yunani, di Athena dan Attica terdapat sekitar 200.000 muslim. Namun sejak abad 19 M, setelah lepas dari Ottoman, Athena menjadi satu-satunya negara di Eropa yang tidak memiliki mesjid.
Sejak berakhirnya kekuasaan Ottoman pada tahun 1829, mesjid di Yunani tidak difungsikan sebagai tempat ibadah. Padahal di Yunani terdapat 2 masjid peninggalan Ottoman yaitu Masjid Tzistarakis dan Masjid Fethiye
Dua masjid tersebut dibangun pada 1759, kemudian difungsikan sebagai barak militer, penjara, dan gudang. Dan kini menjadi monumen arkeologi Yunani.
Umat Islam di Yunani semakin menyusut sejak adanya perjanjian Lausanne pada 30 Januari 1923. Perjanjian antara Yunani dan Turki tersebut mengatur deportasi penduduk secara bersamaan. Kala itu, 1,5 juta Kristen Ortodoks pindah dari Turki ke Yunani, dan 500.000 Muslim dari Yunani ke Turki
Sejak tahun 1923, ribuan musli di Athena menjalankan ibadahnya di fasilitas informal seperti garasi dan ruangan bawah tanah. Banyak yang meyakini bahwa dominasi gereja takut kehilangan kekuatan politiknya sehingga menentang pembangunan masjid.
Padahal konstitusi Yunani menjamin kebebasan mutlak dalam beragama dan menyatakan bahwa setiap orang yang tinggal di wilayah Yunani akan menikmati perlindungan penuh akan kepercayaan mereka. Namun pada prakteknya muslim Yunani termarjinalkan.
Seiring waktu, umat muslim semakin bertambah di Yunani. Berdasarkan sensus tahun 2006, populasi penduduk Yunani berjumlah 10 juta jiwa. 2 juta diwa diantaranya merupakan para imigran yang sebagian besar adalah muslim.
Kaum Muslim yang datang ke Yunani meningkat sejak 1990, kebanyakan datang dari Albania, sisanya dari dari kawasan Timur Tengah, Pakistan, Banglades dan India
Meningkatnya jumlah muslim di Yunani menimbulkan desakan untuk mendirikan mesjid resmi dan pemakaman Islam.
Upaya pertama untuk mendirikan masjid di Athena mengacu pada Undang-undang 2833 tahun 2000. Rencana masjid akan didirikan di Hourmouza, Paiania dan dibiayai oleh Arab Saudi. Namun proyek terhenti karena reaksi Gereja dan penduduk setempat,
Pada tahun 2006, UU 3512 mengizinkan untuk melanjutkan proyek Masjid di Athena dengan biaya ditanggung oleh Athena. Hal itu untuk memegang kendali penuh terhadap masjid. Lagi-lagi proyek ini terunda karena tentangan Gereja Ortodoks Yunani yang didukung partai konservatif dan sayap kanan.
Akhirnya setelah 14 tahun menunggu Mesjid resmi pertama di Athena selesai dibangun tahun 2020. Pembangunan mesjid dianggarkan 946.000 euro dari dana publik pembangunan pangkalan angkatan laut Yunani yang tidak digunakan.
Selain memiliki Mesjid Votanikos yang resmi, Pemerintah Yunani juga memberikan izin resmi kepada komunitas Muslim untuk mendirikan dua mesjid di Attica dan satu di Thebes
Selain masjid baru, pemerintah Yunani telah memberikan izin resmi kepada tiga masjid yang didirikan secara pribadi oleh komunitas Muslim di Attica dan satu di Thebes.