Crispy

Militer Myanmar dan Rakyatnya Tukar Menukar Tawanan

  • Tujuh polisi yang ditawan penduduk diperlakukan dengan baik.
  • Tidak ada jaminan penduduk yang ditahan militer pulang tanpa luka memar dan kulit terkoyak.
  • Penduduk melihat polisi yang ditawan sebagai manusia.
  • Militer Myanmar punya tradisi kekerasan.

JERNIH — Militer Myanmar tidak sedang berperang dengan siapa pun, kecuali menembaki rakyat yang menolak kekuasaannya. Namun, ada nuansa ‘perang’ ketika keduanya merundingkan ‘pertukaran tawanan’.

Tujuh polisi yang ditangkap pengunjuk rasa anti-kudeta di Kotapraja Kalay, Wilayah Sagaing, Jumat lalu dibebaskan dengan imbalan sembilan warga sipil yang ditahan militer Myanmar.

Pertukaran tawanan ini yang kali pertama sejak militer Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti-kudeta setelah merebut kekuasaan 1 Februari lalu.

Seorang pengunjuk rasa di kamp protes Tarhan Kalay mengatakan pihak lain menawarkan pertukaran ‘tawanan’. Sembilan dari 40 warga sipil yang ditahan sejak 7 Februari dibebaskan, sebagai imbalan kesediaan penduduk melepas tujuh polisi.

“Sembilan warga sipil itu ditangkap karena melanggar jam malam yang diberlakukan militer,” kata sumber tidak mau disebut namanya kepada Myanmar Now. “Mereka tidak terlibat dalam aksi protes.”

Bukan pertukaran adil, tapi harus dilakukan. Militer masih menahan puluhan warga sipil yang menggelar aksi protes Tarhan, Rabu pekan lalu. Tiga warga sipil lainnya ditangkap hari-hari berikutnya.

“Kami memperlakukan tujuh polisi yang kami tahan dengan baik,” kata warga lainnya. “Tidak ada yang kami pukul. Kami hanya mengikatnya untuk alasan keamanan. Saat makan, kami lepas ikatannya.”

Menurutnya, pengunjuk rasa di Kalay melihat polisi itu sebagai manusia. Mereka hanya menjalankan tugas.

Militer Myanmar meningkatkan tindakan keras di Kalay sejak 28 Maret, atau setelah empat pengunjuk rasa tewas dalam serangan ke kamp protes Tarhan di Jl Bogyoke.

Pengunjuk rasamelawan dengan menembaki militer Myanmar menggunakan senapan berburu. Pengunjuk rasa mengklaim menewaskan empat tentara Myanmar, dan melukai 17 lainnya.

Back to top button