Nenek ‘Janda Hitam’ Jepang Pembunuh Tiga Suami Tewas di Penjara
- Chisako Kakehi mengumpulkan Rp 145,9 miliar dari warisan dan asuransi tiga suami yang dibunuh dengan sianida.
- Uang itu habis dalam bisnis finansial. Kakehi membunuh lagi dan ketahuan.
JERNIH — Chisako Kakehi, nenek Jepang pembunuh tiga suami menggunakan sianida dan mendapat julukan Janda Hitam, Jumat 27 Desember meninggal di pusat penahanan pada usia 78 tahun.
Kakehi divonis bersalah membunuh tiga suami untuk mendapatkan asuransi dan dijatuhi hukuman mati. Kasi pembunuhan berantainya terhenti setelah gagal membunuh suami keempat satu dekade lalu.
Pejabat Kementerian Kehakiman mengatakan Kakehi ditemukan terbaring di selnya di pusat penahanan di Osaka. Kematiannya dikonfirmasi sebuah rumah sakit.
Penyebab kematian Kakehi belum diketahui. Media Jepang mengatakan wanita berjuluk Black Widow itu kemungkinan mengidap penyakit yang tak diungkakan.
Kakehi divonis mati tahun 2021. Hakim Mahkamah Agung Yuko Miyazaki mengatakan Kakehi menggunakan sianida ke semua pria yang mempercayainya sebagai pasangan hidup.
“Itu kejahatan yang diperhitungkan dan kejam berdasarkan niat kuat untuk membunuh,” kata Miyazaki.
Kakehi mengumpulkan satu miliar yen, atau Rp 145,9 miliar dalam bentuk pembayaran asuransi dan warisan dar tiga suami yang dibunuh dalam kurun waktu sepuluh tahun. Namun, Kakehi semua uang itu akibat perdagangan mata uang yang gagal.
Seluruh dari tiga suami yang dibunuh dengan sianida adalah lansia dan sakit. Kakehi mencari korban-korbannya melalui agen kencan.
Syara berkencan dengannya adalah harus kaya dan tidak memiliki anak. Ia memeriksa calon korbannya dengan teliti sebelum mengencaninya.
Kematian korban pertamanya tak diselidiki polisi karena ada riwayat penyakit. Tidak ada otops. Begitu pula dengan dua korban lainnya.
Namun tidak pada kematian suami keempat yang berusia 75 tahun. Dokter menemukan Isao Kakehi, suami keempat Chisako, tewas keracunan sianida.
Polisi menggelar investigasi, dan menemukan jejak sianida di tempat sampah di rumahnya di Kyoto. Muncul dugaan Chisako membunuh tiga suami sebelumnya dengan cara serupa.
Kecurigaan itu terbukti. Chisako diadili dan divonis mati.