Netizen Myanmar Kecam Cina dan Rusia yang Memblokir DK PBB untuk Tidak Kutuk Kudeta Militer
- Cina adalah pemasok perangkat berat ke Tatmadaw agar bisa mengeksplorasi sumber daya alam.
- Militer Myanmar menyekolahkan perwira ke Rusia.
- Rusia dan Cina marah saat DK PBB mengutuk pembantaian Muslim Rohingya.
JERNIH — Ribuan netizen Myanmar, termasuk anggota parlemen terpilih, mengecam Cina dan Rusia yang memblokir pernyataan Dewan Keamanan (DK) mengutuk kudeta militer.
“Kami ingin Cina dan Rusia berdiri bersama kami, karena keduanya punya pengaruh di militer Myanmar,” ujar Dr Wai Phyo Aung, anggota parlemen dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), seperti dikutip Irrawaddy.com.
Ko Aung Myat, seorang mahasiswa yang tergabung dalam kampanye di Twitter, menulis; “Kami membutuhkan kekuatan internasional untuk menentang aski militer. Kami mengutuk Cina dan Rusia jika mereka mendukung militer.”
Selasa lalu, atau sehari setelah kudeta militer Myanmar, DK PBB mengadakan pertemuan darurat. Rusia dan Cina adalah anggota tetap DK PBB. Keduanya memiliki hak veto.
Rusia dan Cina dikabarkan memveto pembicaraan tentang kudeta Myanmar, yang membuat DK PBB tidak bisa mengeluarkan pernyataan mengutuk kudeta yang dilakukan Tatmadaw — julukan untuk militer negeri yang dulu bernama Burma.
Dokumen internal pertemuan itu bocor ke media Barat. Sejumlah koran menulis berita itu, yang membuat Cina marah.
Netizen mengikuti perkembangan internasional dan situasi dalam negeri Myanmar. Meski pemerintah memblokir Facebook, netizen tidak kehabisan akal untuk mencari provider lain agar bisa melakukan kampanye digital.
Satu postingan yang dibagikan secara luas berbunyi; “Kita harus mengutuk Rusia dan Cina, karena mendukung dan menawarkan perlindungan pemerintah militer yang melanggar hukum.”
“Kita perlu menjadikan Cina dan Rusia sebagai musuh, karena mengancam kedaulatan negara dan pemerintah yang terpilih secara demokratis,” tulis seorang netizen di Facebook.
Menolak Keras
Cina menyebut kudeta militer Myanmar sebagai perombakan kabinet besar-besaran. Kementerian Luar Negeri Cina menolak tuduhan Beijing mendukung kudeta militer Myanmar.
Sentimen anti-Cina di Myanmar bukan yang kali pertama, tapi mengeras selama enam dekade pemerintahan militer sebelumnya. Bagi pemerintah militer Myanmar, Beijing adalah satu-satunya sekutu internasional.
Cina adalah pemasok utama perangkat keras militer Myanmar. Tidak hanya itu, Cina juga pemasok perangkat teknologi yang diperlukan militer Myanmar untuk mengeksplorasi sumber daya alam.
Myanmar juga pelanggan setia industri senjata Rusia. Setiap tahun, Myanmar mengirim perwira militer untuk pelatihan dan bersekolah.
Cina dan Rusia adalah dua negara yang mengecam DK PBB yang mengkritik pembantaian Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.