Crispy

Nggak Usah Kaget….! 56 Persen Pilot Mengaku Tertidur Saat Menerbangkan Pesawat

  • Penyebab pilot tertidur atau ketiduran hanya satu; kelelahan hebat.
  • Pilot mengalami gangguan kemampuan terbang setidaknya sekali dalam satu bulan.

JERNIH — Indonesia baru saja dikejutkan oleh laporan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang pilot dan co-pilot Batik Air yang tertidur 28 menit dalam penerbangan Kendari-Jakarta, 25 Januari lalu.

Sepuluh tahun lalu, publik Inggris — bahkan mungkin Eropa dan dunia — dikejutkan oleh hasil survei British Airline Pilots’ Association (Balpa) tentang pilot tertidur dalam penerbagan.

Survei Balpa tahun 2013 yang dipublikasikan BBC menyebutkan 56 persen pilot mengaku tertidur dalam penerbangan, 29 persen mengatakan mereka terbangun dan mendapati rekan co-pilot di samping mereka juga tertidur.

Balpa menggelar survei setelah diketahui dua pilot pesawat penumpang Airbus, nama maskapai tak disebut, tertidur bersamaan dan pesawat diterbangkan dengan autopilot. Laporan atas kasus ini menyebutkan pilot dan co-pilot hanya tidur lima jam dalam dua malam sebelumnya.

Sebanyak 43 persen dari 500 pilot yang disurvei Balpa mengatakan yakin kemampuan mereka terganggu setidaknya sebulan sekali dalam enam bulan terakhir akibat kelelahan, dan 84 persen mengatakan kemampuan mereka terganggu pada tahap tertentu selama enam bulan terakhir.

Hampir setengah dari 500 pilot, atau 49 persen, mengatakan kelelahan pilot adalah ancaman terbesar keselamatan penerbngan. Bahkan tiga kali lebih besar dibanding ancaman lain.

Pilot Tidur, Pesawat Nyelonong

Survei Balpa pasti telah dibaca banyak pilot dan industri penerbangan, tapi insiden pilot tertidur dalam penerbangan kerap memicu kekhawatiran dan perdebatan.

Agustus 2022, Aviation Herald menurunkan laporan pilot dan co-pilot Ethiopian Airlines tertidur dalam penerbangan Khartoum (Sudan) ke Addis Ababa (Ethiopia) dan ketinggalan pendaratan.

Saat pilot tertidur, autopilot Boeing 737 Ethiopian Airlines menjaga pesawat di ketinggian 37 ribu kaki. Ketika mendekati Banda Bole Addis Ababa pesawat tidak menurunkan ketinggian, pengendali lalu-lintas udara (ATC) memberi peringatan kepada pesawat dengan nomor penerbangan ET343 itu. Namun, pesawat terus nyelonong.

ATC mencoba menghubungi pilot beberapa kali tapi gagal. Saat pesawat melewati landas pacu tempat seharusnya mendarat, autopilot terputus. Alarm berbunyi, dan pilot terbangun. Pilot dan co-pilot mengarahkan pesawat untuk mendarat di landasan 25 menit kemudian.

Analis penerbangan Alex Macheras mengunggah kejadian itu di Twitter dan menyebutnya memprihatinkan. Ia juga menyalahkan kelelahan pilot sebagai penyebab.

Pilot Tertidur, ATC Kehilangan Kontak

Sebelumnya, April 2022, insiden pilot dan co-pilot tertidur dialami maskapai penerbangan ITA Airways. Saat itu, pesawat dengan 250 penumpang dalam penerbangan New York-Roma.

ITA Airways berangkat dari Bandar John Kennedy New York pada 30 April 2022. Airbus A330 itu terbang pada ketinggian 38 ribu kaki di atas Prancis saat co-pilot tertidur selama waktu istirahat yang ditentukan.

Penyelidik menemukan, pilot in command (PIC) juga ikutan tertidur. Akibatnya, ATC kehilangan kontak selama 10 menit. Terjadi kepanikan sejenak, dengan ancaman pembajakan membayangi setiap orang di ATC.

Setelah lewat sepuluh menit, pilot merespon panggilan. Semua lega. Pilot dan co-pilot mengaku tertidur.

John Nnce, analis penerbangan yang berkontribusi di ABC News, mengatakan situasi ini sangat berbahaya, terutama jika pilot tidak dapat memantu kondisi cuaca dan situasi bahan bakar.

“Pesawat bisa terbang dengan autopilot, tapi ini tidak cerdas dan tidak aman,” katanya.

Pilot mendarat di Bandara Roma sesuai jadwal, ITA memecat kaptennya segera setelah keluar dari kokpit.

Back to top button