Crispy

Paetongtarn Shinawatra Terpilih Sebagai PM Thailand ke-31 dan Termuda

  • Ia orang ketiga dalam Keluarga Shinawatra yang menjadi PM. Sebelumnya, Thaksin (ayah) dan Yingluck (bibi).
  • Anggota partai koalisi mendukungnya. Partai oposisi memperdebatkan pencalonannya.

JERNIH — Parlemen Thailand, Jumat 16 Agustus, memilih Paeongtarn Shinawatra, putri taipan dan mantan PM Thaksin Shinawatra, sebagai perdana menteri (PM) dengan dukungan 139 suara, 145 menentang, dan 27 abstain.

Sorawong Thiengthong, sekjen Partai Pheu Thai, mencalonkan Paetongtarn sebagai satu-satunya kandidat PM setelah ketua parlemen Wan Muhammad Noor Mathan memulai rapat pukul 10:00 pagi. Usulan itu didukung 291 parlemen. Paetongtarn tidak hadir dalam rapat itu.

Bangkok Post menulis anggota parlemen pro-pemerintah dan oposisi memperdebatkan pencalonan itu sebelum pemungutan suara digelar pukul 11:11, dan hasilnya secara resmi dimumkan pukul 12:34.

Parlemen beranggotakan 493, tapi hanya 489 yang hadir di ruang sidang. Paetongtarn membutuhkan mayorita 248 suara untuk menjadi PM.

Putri Thaksin Shinawatra berusia 37 tahun itu resmi menjadi PM termuda dalam sejarah Thailand, menggantikan Serttha Thavisin yang dipecat karena menempatkan mantan terpidana kasus korupsi di kabinet.

Dinasti Shinawatra

Paetongtarn adalah anggota ketiga Keluarga Shinawatra yang menduduki kursi orang nomor satu dalam politik Thailand. Dimulai dengan Thaksin, kemudian Yingluck Shinawatra — bibi Paetongtarn.

Somchai Wongsawat, kakak ipar Thaksin, juga sempat menjabat PM tahun 2008. Thaksin dan Yingluck melarikan diri ke pengasingan setelah kudeta militer.

Thaksin kembali ke Thailand, Agustus 2023 dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara. Tahanan itu dikurangi satu tahun dengan pengampunan raja. Kesalahan Thaksin adalah penyalahgunaan wewenang dan konflik kepentingan saat menjabat antara 2001-2006.

Menariknya, Thaksin tidak menghabiskan satu malam pun di balik jeruji besi dan diberi pembebasan bersyarat setelah tinggal selama enam bulan di RS Umum Kepolisian.

Kamis 15 Agustus partai-partai koalisi pemerintah mendukung penunjukan Paetongtarn untuk dipilih sebagai PM. Padahal, dalam pertemuan di rumah Thaksin, tokoh-tokoh partai koalisi sepakat memilih Chaikasem Nitisiri — mantan menteri kehakiman dan jaksa agung — sebagai calon PM.

Untuk menjadi PM seorang kandidat butuh 248 suarat. Jika masih kurang, parlemen akan bersidang lagi dan mengulang proses pemungutan suara. Saat itu, kandidat lain bisa muncul, sehingga ada pilihan sosok lain.

Back to top button