Pakar Epidemiologi: Umumkan Tempat Penyebaran Corona Varian Baru
Menurut Miko, dengan demikian masyarakt dapat melakukan pencegahan agar tidak tertular corona varian baru B117.
JERNIH-Setelah teridentifikasi adanya dua orang positif Corona varian baru B117, kini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana meningkatkan upaya pencegahan penyebaran mutasi virus Corona B117 di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan langkah yang akan dilakukan Kemenkes dengan melakukan deteksi dini dalam bentuk penguatan testing, peningkatan pelacakan kasus dan isolasi.
“Tentunya penguatan ‘3M’ (protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak),” katanya di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Terkait dengan pelaksanaan vaksinasi Corona yang saat ini tengah berjalan, Siti menegaskan bahwa vaksin yang sekarang digunakan pemerintah masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus Corona.
Namun Siti Nadia meminta agar masyarakat tetap harus wasapada, bahkan meningkatkan kewaspadaan sebab virus B117 ini relatif lebih cepat menular meski tidak membuat penderita semakin parah.
“Meski pemerintah sedang mempercepat vaksinasi, masyarakat juga harus semakin meningkatkan kewaspadaan,” katanya Siti Nadia menjelaskan, satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus adalah dengan protokol kesehatan “3M plus” menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.
“Virus ini lebih cepat menular, tapi tidak menyebabkan bertambah parahnya penyakit,” kata Siti Nadia lebih lanjut.
Sementara Pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono berpendapat lain lagi. Miko justru meminta pada pemerintah agar memberitahu masyarakat tempat kasus mutasi virus itu ditemukan.
“Kan cuma dua kasus. Pemerintah harus memberitahu supaya hati-hati,” kata Tri Yunis.
Selanjutnya, pemerintah harus segera mengisolasi warga yang terkena mutasi virus dan melakukan tracing terhadap semua orang yang sempat berhubungan dengan dua pasien harus diperiksa. Miko mengingatkan agar masyarakat tidak perlu panik berlebihan.
“Masyarakat jangan terburu-buru panik. Tunggu hasil investigasi kasus oleh pemerintah,”.
Sedangkan Epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada Riris Andono Ahmad mengingatkan masyarakat mendukung pemerintah dengan melakukan pengetatan penerapan protokol kesehatan,
“Tetap melakukan ‘5M’ dengan konsisten,” kata Riris dengan penuh harap. (tvl)