Pasangan Prof Dr KH Didin Hafidhuddin dan Dr Adian Husaini Pimpin DDII Hingga 2025
Selain itu, tiga pilar dakwah (masjid, kampus, pesantren) harus mendapatkan prioritas dalam penguatan program dakwah
JERNIH–Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin dan Dr. Adian Husaini ditetapkan sebagai pimpinan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) masa khidmad 2020-2025. Didin Hafidhuddin ditetapkan sebagai ketua pembina Dewan Da’wah menggantikan Prof. Dr. Ir. H. A. M. Saefuddin, sementara Adian Husaini menjadi ketua umum DDII menggantikan Drs. Mohammad Siddik, MA.
Penetapan keduanya diambil dalam Rapat Pleno yang digelar Selasa (22/9), di Kantor Pusat Dewan Da’wah, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat. Keputusan disepakati berdasarkan hasil musyawarah para anggota Pembina Dewan Da’wah, dipimpin langsung KH Didin, yang dihadiri 11 dari 13 orang pembina yang ada.
Ke-11 anggota Pembina Dewan Da’wah itu hadir langsung, melalui Zoom, atau mewakilkan kepada angota pembina lainnya. Mereka adalah Prof. AM Saefuddin, KH Cholil Ridwan, Ust. Mas’adi Sulthani MA, Dr. Adian Husaini, H. Hardi M. Arifin, Prof. Maman Abdurrahman, Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Drs. Harriri Hadi, Taufiq Ismail, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i dan KH. Abdul Wahid Sahari. Dengan hadirnya 11 dari 13 orang Pembina Dewan Da’wah dalam Rapat Pleno, maka rapat telah mencapai korum dan keputusan rapat dinyatakan sah.
Rapat pleno Pembina Dewan Da’wah juga menetapkan pengurus inti Dewan Da’wah– selain Adian sebagai ketum umum. Mereka adalah Drs. Avid Solihin, MM, sebagai sekretaris umum, H. Mohammad Tsauri Halimi sebagai bendahara umum, dan H. Bachtiar Bakar sebagai ketua pengawas.
Pada kesempatan tersebut, Pembina juga membentuk dan mensahkan Tim Formatur, terdiri dari tujuh orang, yang langsung bekerja. Ketujuh orang tersebut, tiga orang dari Pembina, ditambah dengan empat orang dari Pengurus Inti Dewan Da’wah terpilih. Tugas tim formatur adalah menyusun konsep struktur Dewan Da’wah Pusat untuk satu periode kepengurusan ke depan, melengkapi anggota Pengurus dan Pengawas untuk lima tahun kedepan.
Tim Formatur akan bekerja sampai Senin, 28 September 2020, dan akan melaporkan hasil kerjanya pada rapat Pleno Badan Pembina, pada Selasa, 29 September 2020.
Dalam rapat pleno tersebut, Didin Hafidhuddin sebagai ketua Badan Pembina terpilih memberi sambutan. Beliau menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. “Memimpin Dewan Da’wah ini sangat berat tetapi merupakan tugas yang sangat mulia, karena meneruskan kepemimpinan Allahuyarham Bapak Mohammad Natsir,” ujarnya.
Didin mengharapkan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan Dewan Da’wah. Didin menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan Dewan Da’wah menjadi organisasi dakwah yang kuat, solid dan menjadi teladan. Selain itu, tiga pilar dakwah (masjid, kampus, pesantren) harus mendapatkan prioritas dalam penguatan program dakwah.
Ada pun Prof. Dr. Ir. H.A.M. Saefuddin, yang menyerahkan jabatan ketua Pembina kepada Prof. Didin, menyampaikan permohonan maaf kepada para Pembina, Pengurus dan Pengawas Dewan Da’wah beserta seluruh jajarannya.
“Jika selama dua periode kepemimpinan saya ada kekurangan maupun hal-hal yang kurang berkenan, saya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga pimpinan dan kepengurusan yang baru akan lebih baik lagi dan membawa kemajuan untuk Dewan Da’wah,” ujarnya.
AM Saefuddin seharusnya masih menjabat ketua Badan Pembina Dewan Da’wah sampai Februari 2021. Tetapi, demi kemaslahatan dan kemajuan Dewan Da’wah, beliau memilih berhenti dan menyerahkan kepemimpinan Dewan Da’wah kepada Prof. KH Didin Hafidhuddin.
Sementara itu, dari ruang kerjanya, Ustad Muhammad Siddik, yang mengakhiri masa baktinya sebagai Ketua Umum Dewan Da’wah periode 2015-2020, juga menyampaikan permohonan maafnya. “Saya mohon dimaafkan oleh semua stake holder, baik jamaah Dewan Da’wah, Pengurus Dewan Da’wah, yang di Pusat maupun daerah atas kekurangan-kekurangan itu, dan mudah-mudah amal kita semua diterima Allah SWT,” kata Siddik. [rilis humas DDII]