Patung Manusia Berusia 12.000 Tahun Ditemukan di Gobekli Tepe, Turki

Laporan menggambarkan temuan itu unik yang dapat mengungkap pandangan baru tentang bagaimana masyarakat manusia awal menggunakan arsitektur monumental untuk tujuan keagamaan dan komunal.
JERNIH – Turki telah mengumumkan penemuan patung manusia di situs arkeologi Gobekli Tepe yang berusia 12.000 tahun. Situs ini secara luas dianggap sebagai kompleks kuil tertua di dunia.
Patung tersebut, yang diyakini berusia lebih dari 12.000 tahun ditemukan tertanam di dinding antara dua bangunan monumental di situs tersebut, yang dikenal sebagai Struktur B dan D, selama pekerjaan restorasi pada Struktur C di dekatnya.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy meresmikan penemuan tersebut dalam sebuah upacara di Gobekli Tepe, yang dihadiri oleh Putri Akiko dari Jepang.
Media lokal mengutip Ersoy mengatakan bahwa penemuan itu menambah pemahaman tentang praktik simbolis dan ritual masyarakat yang membangun dan menggunakan situs tersebut pada periode Neolitikum Pra-Tembikar.
Para arkeolog yang terlibat dalam proyek tersebut menyarankan bahwa patung itu mungkin sengaja ditempatkan di dalam tembok sebagai bagian dari persembahan ritual, meskipun mereka memperingatkan bahwa penelitian menyeluruh masih diperlukan sebelum menarik kesimpulan yang pasti.
Laporan tersebut menggambarkan temuan itu sebagai sesuatu yang unik yang dapat mengungkap pandangan baru tentang bagaimana masyarakat manusia awal menggunakan arsitektur monumental untuk tujuan keagamaan dan komunal.
Gobekli Tepe, yang terletak di tenggara Turki dekat kota Urfa, telah digali sejak 1990-an. Gobekli Tepe terdiri dari pagar batu melingkar menampilkan pilar-pilar besar berbentuk T yang dihiasi ukiran hewan dan simbol abstrak.
Situs ini mendahului penemuan tembikar dan pertanian, menjadikannya salah satu pusat ritual kompleks atau aktivitas keagamaan paling awal yang diketahui. Para ahli mengatakan penemuan patung manusia dalam struktur situs tersebut, jika dikonfirmasi, akan menandai penambahan signifikan pada catatan yang didominasi oleh ikonografi hewan.
Hal ini dapat memberikan bukti baru bahwa para pembangun Gobekli Tepe tidak hanya memuja hewan tetapi juga terlibat dalam representasi simbolis figur manusia, yang mungkin terkait dengan bentuk awal pemujaan leluhur atau ritual pembuangan.
Para cendekiawan telah lama memperdebatkan apakah Gobekli Tepe merupakan “kuil” pertama di dunia, sebuah pusat keagamaan terorganisasi yang mendahului dan mungkin bahkan merangsang pengembangan pertanian dan pemukiman permanen.
Penemuan patung manusia memperkuat argumen bahwa peran situs tersebut melampaui fungsi utilitas dan masuk ke dalam kehidupan simbolis atau spiritual masyarakat awal.
Penemuan ini juga dapat mendorong penilaian ulang terhadap hubungan budaya antara Gobekli Tepe dan situs Neolitikum lain di Anatolia dan Mesopotamia utara, tempat ditemukannya patung-patung antropomorfik lebih kecil. Jika diverifikasi, hal itu dapat menunjukkan bahwa praktik ritual melibatkan representasi manusia lebih luas dan kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Meskipun pengumuman tersebut telah menimbulkan kegembiraan, para arkeolog tetap mengimbau untuk berhati-hati hingga studi yang telah melalui tinjauan sejawat diterbitkan. Penemuan-penemuan sebelumnya di Göbekli Tepe terkadang ditafsirkan secara berlebihan sebelum analisis terperinci selesai. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki belum merilis foto atau laporan teknis mengenai patung tersebut.






