Pemukim Israel Sedikitnya Lakukan 150 Serangan Saat Panen Zaitun, Perempuan Lansia Palestina Jadi Korban

- Penargetan petani telah terjadi di seluruh provinsi di Tepi Barat, sebagian besar di Nablus, diikuti oleh Ramallah dan kemudian Hebron.
- Pemukim Israel telah lama melecehkan, memukul, dan menganiaya warga Palestina di tanah mereka selama musim panen zaitun.
JERNIH – Pemukim dan tentara Israel telah melakukan lebih dari 150 serangan terhadap warga Palestina sejak dimulainya musim panen zaitun, yang dimulai pada bulan Oktober. Serangan terbaru menargetkan seorang wanita berusia 55 tahun yang kemudian dirawat di rumah sakit setelah dipukul di kepala dan tubuhnya.
Seorang pejabat Palestina setempat mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah mendokumentasikan 158 serangan terhadap petani Palestina di Tepi Barat yang diduduki, sementara hampir 800 pohon zaitun, yang merupakan sumber mata pencaharian bagi warga Palestina, juga hancur dalam serangan tersebut.
Muayyar Shaaban, kepala Komisi Perlawanan terhadap Pemukiman dan Tembok Otoritas Palestina, mengatakan bahwa 17 serangan yang terdokumentasi dilakukan tentara Israel sementara sisanya dilakukan pemukim.
Penargetan petani telah terjadi di seluruh provinsi di Tepi Barat, sebagian besar di Nablus, diikuti oleh Ramallah dan kemudian Hebron. Pemukim Israel telah lama melecehkan, memukul, dan menganiaya warga Palestina di tanah mereka selama musim panen zaitun, sementara pergerakan petani juga dibatasi.
Pencabutan dan perusakan pohon zaitun merupakan pukulan telak bagi warga Palestina, yang tidak hanya memanfaatkannya untuk makanan, tetapi juga untuk produksi minyak zaitun, kosmetik, dan produk lainnya. Beberapa pohon zaitun berusia lebih dari satu abad, sehingga sangat berharga bagi pemiliknya.
Menurut Shaaban, tahun ini menandai “salah satu tahun tersulit dan berbahaya dalam beberapa dekade,” mengingat meningkatnya serangan oleh para pemukim dan tentara.
Ia melanjutkan dengan menuduh Israel secara sistematis menargetkan warga Palestina selama musim panen zaitun karena ikatan historis antara warga Palestina dan tanah mereka. Ia mengatakan itu adalah “rencana yang jelas dan nyata untuk mengendalikan geografi Palestina dan menolak akses warga Palestina ke tanah mereka”.
Serangan Mengerikan terhadap Perempuan Lansia
Pada Minggu pagi, seorang pemukim Yahudi bertopeng memukul seorang wanita Palestina berusia 55 tahun bernama Afaf Abu Alia di kepala saat dia sedang memetik buah zaitun di tanahnya, dan membuatnya dirawat di rumah sakit. Serangan tak beralasan itu terjadi di Desa Turmusayya di Tepi Barat yang diduduki.
Serangan itu terekam dalam video oleh seorang jurnalis AS bernama Jasper Nathaniel, dan rekamannya kemudian menjadi viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan pemukim tersebut memegang tongkat logam besar, yang ia ayunkan sebelum menghantamkannya ke kepala Abu Alia. Ia kemudian mengulangi tindakannya dua kali lagi, meskipun ibu lima anak itu jatuh ke tanah setelah pukulan pertama.
Nathaniel membenarkan bahwa wanita itu pingsan dan jatuh ke tanah. Ia juga menyatakan bahwa tentara Israel telah berada di daerah tersebut sebelum serangan. Nathaniel kemudian menggunakan media sosial untuk mengatakan bahwa dia berbicara dengan seorang pejabat kedutaan AS, yang kemudian mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dalam posisi untuk menawarkan perlindungan kepadanya atau warga negara AS lainnya di wilayah tersebut.
Turmusayya adalah rumah bagi banyak warga Palestina yang memegang kewarganegaraan atau tempat tinggal AS, dengan beberapa laporan menyatakan angkanya mencapai 80 persen. Di daerah yang sama, sedikitnya satu mobil dibakar, dan kendaraan lainnya kacanya dipecahkan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyatakan bahwa lebih dari 3.200 warga Palestina terluka dalam serangan pemukim di Tepi Barat tahun ini saja.