Pendiri Kultus Seks New York Dijatuhi Hukuman 120 Tahun Penjara
- Keith Raniere menyatakan tidak bersalah, dan mendesak proses pengadilan diperiksa.
- Hampir semua korban kultus seks Raniere memberikan kesaksian.
- Kultus seks Raniere merekrut orang-orang berduit dan aktris.
New York — Keith Raniere, pendiri kultus seks NXIVM, dijatuhi hukuman 120 tahun penjara setelah Pengadilan New York mengungkap organisasi yang dipimpinnnya menyimpan budak seks. Raniere masih mengaku tak bersalah.
Tahun lalu, Raniere dijatuhi hukuman atas berbagai tuduhan; pemerasan, perdagangan seks, dan konspirasi kerja paka. The Vow dan Seduces, dua organisasi swadaya Raniere, menjadi pembicaraan publik selama persidangan.
Pemeriksaan terhadap kedua organisasi itu mengungkap praktek kultus seks, dengan wanita dipersiapkan sebagai budak seks yang melayani Raniere. Wanita-wanita lain dipaksa merawat anggota baru, dan membungkam para pembelot.
Kelompok ini menarik banyak pengikut dari kalangan berduit. Salah satunya Clare Bronfman, pewaris Seagram. Pekan lalu, dalam persidangan terpisah, Bronfman dijatuhi hukuman hampir tujuh tahun karena berperan dalam organisasi itu.
Lainnya adalah aktris Smallville Allison Mack, yang masih menunggu persidangan. Mack mengaku bersalah atas tuduhan pemerasan. Ia juga dituduh merekrut banyak wanita, yang akan dijadikan budak seks.
Menurut jaksa, Raniere merekrut pengikut dengan menawarkan kursus perbaikan diri. Sebelum kursus diberikan, Raniere mendesak setiap wanita menangkat sumpah dengan cara yang aneh.
Setiap tubuh wanita dicap dengan inisial nama Raniere. Pengikut diminta menyerahkan informasi pribadi, yang ternyata digunakan untuk memeras setiap anggota sebelum dijadikan budak seks.
Kelompok kultus seks Raniere beroperasi di Albany, New York. Beberapa korban menceritakan pengalaman menjadi budak seks, sebelum pengadilan menghukum Raniere.
Raniere bersikukuh tidak bersalah, dan menuduh mereka yang memberi kesaksian sebagai pembohong.
Korban pertama yang memberi kesaksian diidentifikasi bernama Camila. Ia mengatakan Raniere mengambil keperawanannya saat dia berusia 15 tahun.
Korban lain mengaku kelaparan, dan Raniere memperkosanya sebelum memberikan makanan. Seorang wanita mengaku dikurung hampir dua tahun. Raniere juga memaksa seorang wanita melakukan aborsi.
Dalam wawancara dengan Dateline dari penjara, Raniere masih mengklaim tidak bersalah. “Ini tragedi mengerikan bagi banyak orang,”katanya. “Ada ketidak-adilan mengerikan di sini, dan proses keadilan harus diperiksa.”