Peneliti BRIN Buktikan Gunung Padang adalah Piramida Tertua di Dunia, Dibangun Pada Zaman Es Terakhir
- Gunung Padang bukan bukit alami, tapi struktur berbentuk piramid yang dibangun manusia.
- Penelitian lanjutan Gunung Padang diyakini akan memaksa manusia menulis ulang sejarah peradabannya.
JERNIH — Penelitian terbaru terhadap Situs Gunung Padang — terletak di Kampung Gunung Padang, Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat — membuktikan gundukan misterius itu adalah struktur piramida tertua di dunia.
Melibatkan arkeolog, pakar geofisika, ahli geologi dan paleontologi, penelitian ini mengungkap struktur Gunung Padang secara lebih spesifik. Bahkan, tomografi seismik, tomografi resistivitas listrik, dan radar penembus tanah, menunjukan bagian lebih tua Gunung Padang dibangun sekitar 25 ribu tahun lalu.
Garis waktu yang ditawarkan peneliti menempatkan struktur awal Gunung Pada pada Zaman Es terakhir — ketika spesies Neanderthal yang telah punah berkeliaran di Eropa, membuat lukisan di dinding gua dan membuat tombak, atau saat Denisovan, atau subspesies manusia yang telah punah, berkeliaran di Siberia.
“Penanggalan radiokarbon tanah organik struktur Gunung Padang juga mengungkap beberapa tahap konstruksi sejak riban tahun sebelum Masehi, dengan tahap awal berasal dari era Paleolitikum,” ujar seorang peneliti seperti dikutip SputnikGlobe.
Suci, Mistis, Misterius
Selama bertahun-tahun Situs Gunung Padang dianggap suci oleh penduduk setempat. Sejak 1998, Gunung Padang ditetapkan sebagai situs warisan budaya.
Namun, untuk waktu sedemikian lama situs itu diyakini sebagai bukit alami. Bejibun tulisan di media online relatif bertutur tentang aroma mistis dan misteri-misteri Gunung Padang, tanpa memberi pemahaman ilmiah.
Ini sangat bisa dipahami. Masyarakat kita lebih suka mengkonsumsi yang mistis-mistis dan misterius, ketimbang mempertanyakan sesuatu yang ilmiah di balik Situs Gunung Padang.
Penelitian ekstensif kali pertama dimulai tahun 2011. Peneliti menentukan megalit itu dibangun dalam tahapan yang rumit dan canggih oleh tangan manusia. Tahun 2018 peneliti menyatakan struktur itu mungkin buatan manusia.
“Studi ini dengan kuat menunjukan bahwa Gunung Padang bukan bukit alami, tapi sebuah konstruksi seperti piramida,” tulis penulis penelitian.
Struktur itu tidak hanya dibangun tangan manusia selama Zaman Es. Konstruksi lanjutannya juga memerlukan kemajuan ribuan tahun. Penulis penelitian memperkirakan piramida Gunung Padang dibangun dalam empat tahap berbeda dalam kurun waktu ribuan tahun.
Setelah bentuk awal dibangun, kawasan berikutnya — yang oleh peneliti disebut Unit 3 — dibangun menggunakan balok-balok batu berbentuk kolom dan disusun seperti batu bata dalam sebuah bangunan.
Pembangunan Unit 3 diperkirakan dimulai tahun 6.000 dan 5.500 SM. Bagian terakhir, atau Unit 1, dibangun antara tahun 2.000 dan 1.100 SM.
Menentang Asumsi
Penemuan ini secara dramatis menentang asumsi bahwa teknik bangunan canggih kali pertama dikembangkan bersamaan munculnya sistem pertanian, sekitar 11.000 tahun lalu.
“Pembangunan Unit 3 dan 2 Gunung Padang pasti memiliki kemampuan tukang batu yang luar biasa, yang tidak sejalan dengan budaya tradisional pemburu-pengumpul,” tulis tim peneliti.
Tim juga menemukan seluruh bangunan sengaja dikubur beberapa kali untuk, mungkin, menyembunyikan identitas asli demi pelestarian, atau mungkin menjelaskan mengapa bangunan itu disalahartikan sebagai bukit alami.
Ada rongga, atau tersembunyi, di situs itu. Salah satunya diperkirakan memiliki tinggi 10 meter, panjang 10 meter, dan lebar 15 meter.
Danny Hilman, ahli geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memimpin penelitian, menganjurkan penggalian lebih lanjut untuk memasuki ruangan-ruangan sehingga peneliti dapat menemukan rahasia tersembunyi di dalamnya.
Studi di masa depan dapat membantu peneliti menemukan siapa yang membangun piramida dan bagaimana caranya. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu masih belum diketahui.
“Gunung Padang, yang sekian tahun dikenal sebagai bukit alami, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia,” tulis Hilman. “Penyelidikan lebih lanjut dan penelitian interdisiplimer akan mengungkap rahasia tersembunyi di Gunung pada dan memberi banyak pencerahan tentang peradaban kuno yang berkembang di situs itu.”
Bukan tidak mungkin Gunung Pada akan memaksa umat manusia menulis ulang sejarah peradabannya, dengan memasukan Nusantara.