Peneliti Siprus Klaim Temukan Deltacron, Sejumlah Ilmuwan Membantah
- Virologis Tom Peacock mengatakan urutan deltacron yang dilaporkan media besar merupakan kontaminasi.
- Ilmuwan lain mengatakan deltacron tidak pernah ada dalam kehidupan nyata.
JERNIH — Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi Univrsitas Siprus, mengklai telah menemukan jenis virus korona gabungan varian delta dan omicron. Virologis Tom Peacock mengatakan; “Itu bukan virus gabungan tapi kontaminasi.”
“Kami menyebut virus gabungan ini deltacron, karena tanda genetiknya mirip omicron dan varian delta,” kata Kostrikis kepada Bloomberg.
Menurut Kostrikis, timnya menemukan 25 kasus deltacron. Namun, lanjutnya, terlalu dini mengatakan apakah ada lebih banya kasus deltacron dan dampaknya.
“Kita akan melihat di masa depan apakah strain ini lebih patologis atau lebih menular, dan apakah kita akan menang melawan dua strain dominan; delta dan omicron yang bergabung,” kata Kostrikis dalam wawancara dengan Sigma TV, Jumat lalu.
Peneliti mengirim temuan mereka ke database internasional GISAID agar bisa dilihat semua ilmuwan di seluruh dunia.
Varian deltacron hadir saat omicron melanjutkan penyebarannya ke seluruh dunia dengan kecepatan luar biasa. Akibatnya, terjadi lonjakan kasus di AS, dengan 600 ribu kasus baru setiap hari, atau meningkat 72 persen dibanding pekan sebelumnya.
Meski beberapa menyatakan prihatin atas temuan deltacron di Siprus, beberapa ilmuwan menolak temuan Kostrikis menakutkan. Bahkan Virologis Tom Peacock menyebutnya alarm palsu.
“Urutan deltacron Sipurs yang dilaporkan beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi,” kata Peacock. “Urutan itu tidak mengelompok pada pohon filogenetik dan memiliki seluruh amplikon pengurutan primer Artic dari omicron di tulang punggung delta.”
Dr Ahmed Kalebi mengatakan deltacron bukan varian baru dan tidak ada di kehidupan nyata. Ia setuju dengan analisis Peacock bahwa yang dianalisis Kostrikis adalah kontaminasi sampel dua sekuens genetik.