Pesan untuk Mendikbud Nadiem Makarim: Pandai-Pandailah Belajar!
JAKARTA – Sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah selalu menerapkan prasangka baik, sehingga selalu memberikan dukungan atas keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Founder Gojek, Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode 2019-2024. Bahkan, Muhammadiyah akan selalu menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan sejumlah masalah klasik di dunia pendidikan Indonesia.
Karena itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, meminta semua kalangan praktisi dunia pendidikan memberi kesempatan Nadiem Makarim menjalankan tugasnya sebagai Mendikbud yang baru.
“Kita harus memberi kepercayaan juga kesempatan kepada para menteri termasuk yang muda-muda, termasuk mendikbud. Nanti kalau ada kekurangan, itu harus kita koreksi. Para menteri, termasuk Mendikbud, harus terbuka pada koreksi,” katanya disela-sela selepas acara peresmian Suara Muhammadiyah (SM) corner di Universitas Muhammadiyah Kudus, Kamis (24/10).
Guru Besar Sosiologi UMY ini juga berpesan kepada Mendikbud yang baru dilantik, harus lebih membuka diri kaitannya untuk belajar tentang makna pendidikan. Lantaran beban yang ditanggung cukup berat, karena dihadapkan bagaimana mencerdaskan anak bangsa. Meski begitu, sebagai umat Islam warga Muhammadiyah selalu mencoba mengamalkan untuk berprasangka baik kepada semua insan. Salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada semua menteri untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
“Tentu saja karena mengurus kementerian tidaklah mudah. Baik urusan teknis atau yang lain karena ini mengangkut hal besar. Bekerja sama menjadi niscaya untuk kehidupan bangsa Indonesia ini.” ujarnya.
Haedar Nashir juga berharap semua pihak menghormati pilihan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Mendikbud bukan dari kalangan akademisi. Karena hal itu merupakan hak prerogatif presiden untuk menunjuk pembantu dari berbagai latar belakang. Namun, dia berpesan khusus kepada Nadiem Makarim agar terus belajar tentang hakikat makna pendidikan bagi bangsa Indonesia.
“Tentu Pak Nadiem harus membuka diri untuk belajar tentang pendidikan. Semua menteri yang bukan bidangnya harus belajar untuk rendah hati. Karena ngurus pendidikan, bukan ngurus teknologi, bukan sekadar digital. Tapi juga urusan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang itu urusannya akal budi. Pandai-pandailah belajar,” pungkas Haedar.