Crispy

PM Kanada, Justin Trudeau, Kecam Perlakuan Cina Atas Uygur dan Hong Kong

Trudeau langsung membidik tepat kening Cina saat dia menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Kanada dengan Cina.

JERNIH– Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, pada Selasa waktu setempat memperingatkan Cina bahwa “diplomasi koersif” berupa tindakan represif di Hong Kong dan penahanan Muslim Uygur, kontraproduktif bagi dirinya sendiri dan seluruh dunia.

Trudeau langsung membidik tepat kening Cina saat dia menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Kanada dengan Cina. “Kami akan tetap berkomitmen penuh untuk bekerja dengan sekutu kami untuk memastikan bahwa pendekatan diplomasi koersif Cina, penahanan sewenang-wenang terhadap dua warga negara Kanada bersama warga negara lain di seluruh dunia, tidak dipandang sebagai taktik yang berhasil oleh mereka,” kata Trudeau dalam konferensi pers.

Dia juga menyebutkan “kepedulian Kanada terhadap perlindungan hak asasi manusia dan tempat-tempat seperti Hong Kong dan … dengan Uygur”.

Dia mengatakan, Kanada akan “terus bekerja dengan sesama negara yang berpikiran sama di seluruh dunia, untuk memberi kesan kepada Cina bahwa pendekatannya terhadap urusan internal dan global tidak pada jalur yang sangat produktif untuk dirinya sendiri atau untuk kita semua.

Mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor telah ditahan di Cina selama hampir dua tahun dan dituduh sebagai mata-mata.

Duta Besar Kanada untuk Cina pada akhir pekan lalu memperoleh “akses konsuler virtual” ke Spavor dan Kovrig, sebagaimana dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Kanada, Sabtu lalu

Pemerintah Barat melihat penahanan kedua warga Kanada itu sebagai pembalasan atas penangkapan Kanada atas Meng Wanzhou, kepala keuangan raksasa telekomunikasi Cina Huawei dan putri pendiri perusahaan itu. Meng ditangkap atas surat perintah AS pada Desember 2018 saat singgah di Vancouver dan didakwa melakukan penipuan bank terkait pelanggaran sanksi AS terhadap Iran. Dia telah melawan ekstradisi sejak itu. [AFP/South China Morning Post]

Back to top button