Crispy

Prajurit Korut di Rusia Bertempur Sebagai Orang Buryat

  • Pada Perang Korea 1950-1953, Uni Soviet secara rahasia mengirim orang Buryat untuk membantu pasukan kakeknya Kim Jong-un.
  • Kini, Kim Jong-un mengirim pasukan membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.
  • Menariknya, tentara Korut bertempur melawan Ukraina dengan menyamar sebagai orang Buryat.

JERNIH — Ada kabar menarik soal keterlibatan prajurit Korea Utara (Korut) dalam pertempuran Kursk melawan pasukan Ukraina. Tentara yang dikirim Kim Jong-un itu menyamar sebagai orang Buryat.

Maria Vyushkova, dalam tulisannya di The Moscow Times, mengatakan Rusia mengirim prajurit Korut ke pangkalan milliter di Ulan-Ude, Buryatia, sebelum menerjunkan orang-orang Kim Jong-un itu ke garis depan dengan menyamar sebagai orang Buryat.

Orang Buryat adalah pribumi Siberia yang berasal dari Mongol. Populasi orang Buryat di militer Rusia yang bertempur melawan Ukraina cukup banyak, dengan jumlah korban di pihak mereka juga terbanyak.

Sacara fisik, sulit membedakan orang Buryat dengan Korea. Presiden Vladimir Putih telah berbicara dengan Kim Jong-un bahwa prajurit Korut akan bertempur dengan menyamar sebagai orang Buryat. Kim Jong-un tampaknya tidak keberatan.

Konfirmasi lain menyebutkan siapa pun — yang penting dari etnis Asia — dapat dianggap sebagai orang Buryat. Sebab, menurut Alexandra Garmazhapova — jurnalis Buryat terkemuka dan presiden Free Buryatia Foundation — orang Buryat adalah gambaran kolektif setiap tentara Asia dalam konteks perang saat ini.

Sepekan setelah kabar tentara Korut tiba di Ulan-Ude, Yayasan Free Bulyatia menerbitkan kartun yang memperlihatkan Vladimir Putin memberi instruksi kepada dua tentara Korut; “Rekan-rekan Korea, tugas kalian adalah berpura-pura menjadi orang Buryat yang menambang batu bara di Donbas.”

Kartun ini merujuk pada fakta bahwa pasukan Buryat, bersama tentara Rusia lainnya, dikerahkan ke medan tempur Donbas dengan kedok ‘milisi Donbas.”

“Sejarah berulang dengan cara yang aneh,” kata Dr Sayana Namsaraeva, sarjana Buryat dan rekan peneliti senior di Unit Studi Mongola dan Asia di Universitas Cambridge.

Penelitian Dr Namsaraeva baru-baru ini berfokus pada keterlibatan Buryat dan orang-orang Soviet-Asia lainnya dalam Perang Korea 1950-1953. Saat itu, orang Buryat, Sakha, Tuvan, dan prajurit Soviet-Asia lainnya dikerahkan untuk membantu Korea Utara, menyamar sebagai sukarelawan Tiongkok.

Balas Budi Pyeongyang

Sulit untuk tidak menengok Perang Korea ketika membicarakan kehadiran pasukan Korut untuk membantu Rusia. Pyeongyang tidak bisa melupakan jasa Rusia dalam Perang Korea, dan jika saat ini Korut mengirim pasukan membantu Rusia mungkin itu bentuk balas budi.

Selama Perang Korea, Barat beberapa kali menuduh Uni Soviet mengirim pasukannya. Moskwa selalu membantah. Semua tentara Soviet yang terlibat dalam Perang Korea harus menandatangani pernyataan kerahasiaan.

Situas berubah pasca-Soviet. Keterlibatan tentara Soviet-Asia dalam Perang Korae diakui secara resmi, dan kisah mereka dituturkan di media lokal di Buryatia, Sakha (Yakutia), dan Tuva.

Namun, kesaksian orang Buryat veteran Perang Korea belum mendapat perhatian dan kurang diteliti, dan sebagian besar hilang dari ingatan kolektif. Akibatnya, skala sesungguhnya keterlibatan orang Buryat dalam Perang Korea belum diketahui.

Antara Rusia-Korea Utara

Mengapa orang Buryat menjadi sorotan, dan mengapa pula — selain kesamaan fisik — prajurit Korut disamarkan menjadi orang Buryat?

Republik Buryatia terletak di perbatasan Rusia-Korea Utara, memiliki banyak pangkalan militer dan populasi etnis Asia. Meski minoritas di wilayahnya, sekitar 30 persen dari pipulasi, orang Buryat masih merupakan kelompok pribumi Siberia terbesar kedua setelah Sakha.

Secara historis, Buryatia salah satu konsentrasi pangkalan militer tertinggi dibandingkan dengan populasinya. Faktor-faktor inilah yang kemungkinan berkontribusi pada peran Buryatia dalam Perang Korea dan kini perang Rusia di Ukraina.

Analisis obituari korban dari pihak Rusia dalam perang di Ukraina menunjukan, etnis Burya terwakili secara signifikan di antara korban dari pihak Rusia. Ini artinya, Moskwa melihat unit pasukan dari Buryatia sebagai pasukan yang dapat dikorbankan.

Dalam wacana publik Ukraina, Buryat adalah istilah kolektif untk menyebut pasukan Rusia berpenampilan Asia — apa pun etnis mereka. Etnis Asia seperti Tuvan, Kazakh, dan Altai, terwakili secara signifikan d antara pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina.

Media Ukraina cenderung berlebihan melihat skala keterlibatan orang Buryat. Akibatnya, muncul tuduhan stereotip bahwa orang Buryat bertanggung jawab atas pembantaian Bucha. Padahal, pasukan terjun payung dari Pskov Rusia — yang seluruhnya etnis Rusia — paling bertanggung jawab atas pembantaian massal warga sipil Ukraina itu.

Meski demikian, mitos Buryat di Bucha tetap ada. Mitos tentang orang Buryat biadab dan haus darah disebarkan banyak tokoh dunia terkemuka, salah satunya Paus Fransiskus.

Mengingat semua fakta itu, tidak mengherankan jika Putin dan para jenderalnya mencoba menganggap pasukan Korut sebagai Buryat. Menariknya, jumlah prajurit Korut yang terlibat membantu Rusia diduga melebihi jumlah total etnis Buryat yang dipekerjakan Kremlin.

Kenyataan ini akan membantu Rusia menyembunyikan skala partisipasi Korut dalam perang ini.

Back to top button