Crispy

Presiden Venezuela Nicolas Maduro Tuduh Elon Musk Mengatur Upaya Kudeta

  • Nicolas Maduro terkepung Zionis global, dengan Peru, Panama, Ekuador, Kosta Rika, Argentina, dan Uruguay, tidak mengakui kemenangannya.
  • Perhitungan terakhir surat suara pemilu Venezuela menunjukan Nicolas Maduro menang dengan 52 persen suara.

JERNIH — Dua kali berturutan Presiden Venezuela Nicolas Maduro melontarkan tuduhan siapa berada di balik upaya kudeta terhadap dirinya. Pertama, Zionis global. Kedua, atau yang terbaru, pemerintah AS dan Elon Musk.

“Pemerintah AS, bersama Elon Musk dan Presiden Argentina Javier Milei, berada di garis depan proses destabilisai dan kudeta,” kata Maduro kepada wartawan dan dikutip Russia Today.

Dewan Pemilihan Umum Nasional Venezuela (CNE), Minggu 28 Juli, mendeklarasikan Maduro sebagai pemenang pemilihan umum. Sebanyak 80 persen surat suara telah dihitung, dan Maduro unggul 51 persen. Edmundo Gonzales Urruia, lawannya yang didukung AS, meraih 44 persen.

Penetapan ini mendapat reaksi keras dari AS dan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk. Keduanya menduuh Maduro dan CNE melakukan kecurangan. Washington bahkan secara resmi mengakui Gonzales sebagai pemenang pemilu.

“Jelas bagi AS bahwa Edmondo Gonzales Urrutia adalah memenangkan suara terbanyak,” kata Menlu AS Antony Blinken.

Dalam konferensi pers di Caracas, Maduro mengecam Blinken. Menurut Maduro, pernyataan Blinken adalah tindakan putus asa dan isyaraat tidak biasa dalam diplomasi AS.

“Lihat itu si Blinken dan Deplu AS sudah mengetahui hasil pemilu kita,” kata Maduro dengan nada mengejek. ‘Mereka berusaha mengacaukan Venezuela.”

Dalam pernyataan berikut Maduro menuduh Zionis global berada di balik upaya kudeta. Ia tidak menyebut nama yang dimaksud Zionis global.

Kini, Maduro menyebut nama, yaitu pemerintah AS, Elon Musk, dan Presiden Argentina Javier Milei. Bukan tidak mungkin yang dimaksud Zionis global adalah Musk dan Milei.

Perhitungan suara terakhir meratifikasi kemenangan Maduro. Pewaris ideologis Hugo Chavez itu unggul 52 persen suara. Gonzales Urrutia memperoleh 43 persen.

Brasil, Kolombi, dan Meksiko, meminta perhitungan suara lebih rinci untuk membuktikan kemenangan Maduro. Argentina, Kosta Rika, Ekuador, Panama, Peru, dan Uruguay, bergabung bersama AS menolak hasil resmi pemilu dan mengakui Gonzales Urrutia sebagai pemenang.

Maduro tampaknya dikepung Zionis global, dan upaya kudeta terhadap dirinya menjadi sangat mungkin.

Back to top button