Crispy

Pria Penampar Presiden Emmanuel Macron Kuasai Ilmu Pedang Abad Pertengahan

  • Damiel Tarel terancam hukuman tiga tahun penjara dan denda 45 ribu euro.
  • Polisi masih mencari motif Tarel menampar presiden.
  • Emmanuel Macron tak mengkhawatirkan keselamatan dirinya.
  • Tahun 2016 Macron pernah dilempari telur anggota serikat buruh.

JERNIH — Kepolisian Prancis mengidentifikasi penggaplok Presiden Emmanuel Macron sebagai pria berusia 28 tahun dan tak punya catatan kriminal. Namun pers Prancis punya informasi lain.

Damien Tarel, nama pria itu, berlangganan beberapa saluran YouTube sayap kanan, dan penggemar ilmu pedang abad pertengahan. Sumber yang dekat dengan penyelidikan menyebut Tarel sedikit tersesat, culun, dan gamer.

Dia mengelola klub penggemar seni bela diri lokal bersejarah di Eropa, termasuk ilmu pedang tradisional. Ia diduga menguasai seluruh sejarah seni bela diri itu, yang membuatnya tahu frasa Montjoie, Saint Denis — seruan perang tentara Prancis abad pertengahan.

Tarel masih dalam penyelidikan. Polisi masih belum menemukan motifnya. Tarel diperkirakan akan didakwa menyerang seorang tokoh masyarakat, yang membuatnya terancam hukuman maksimal tiga tahun penjara dan denda 45 ribu euro atau Rp 782 juta.

Presiden Macron singgah di Drome dalam tur untuk melihat denyut nadi negara setelah pandemi Covid-19. Ia berjalan dan menyapa kerumunan kecil masyarakat Drome.

Rekaman video amatir memperlihatkan bagaimana Tarel menggaplok Macron saat sang presiden sedang berdialog dengan warga pemilik restoran di kota itu.

Tarel, yang mengenakan t-shir khaki, menggaplok Macron lalu bereriak ‘Ganyang Macronia’ dan Montjoie, Saint Denis.

Usai insiden itu Macron tetap melanjutkan turnya. Ia sama sekali tidak mengkhawatirkan keselamatannya, dan terus menjabat tangan orang-orang yang menunggunya.

Kepada surat kabar Dauphine Libere, Macron menyebut insiden itu sebagai peristiwa terisolasi dan salah satu kebodohan. “Anda tidak dapat mengandalkan kekerasan atau kebencian, dalam ucapan dan tindakan. Jika tidak demokrasi ini terancam,” kata Macron.

Bukan kali pertama Macron mendapat perlakuan tak sedap masyarakatnya. Tahun 2016, saat menjadi menteri ekonomi, Macron dilempari telur anggota serikat buruh sayap kiri radikal atas reformasi perburuhan. Dua tahun kemudian dia dicemooh pengunjuk rasa antipemerintah.

Back to top button