Crispy

Promotor Minta Otoritas Tinju Perketat Pemeriksaan Kesehatan Atlet

Selama ini, menurut Armin, tes kesehatan hanya sedikit saja dan sebatas stetoskop dan pengecekan darah saja. Dia bilang, ini belum mencukupi dan sudah seharusnya petinju yang bertanding di kejuaraan harus melalui tes MRI, HIV, dan Hepatitis jika kejadian yang menimpa Hero Tito tak ingin terulang lagi.

JERNIH-Promotor tinju Indonesia Armin Tan, meminta Komisi Tinju Indonesia memperketat tes kesehatan yang harus dijalani petinju menjelang pertandingan. Ini, dilakukan setelah Heru Purwanto alias Hero Tito tewas setelah menjalani duel melawan James Mokoginta di ajang Nasional Hollywings Gatsu Night Club, Jakarta, pada Minggu 27 Februari lalu.

Armin bilang, sudah seharusnya otoritas tinju nasional menambah item terkait pengecekan kondisi kesehatan atlet yang akan bertanding. Dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, juga turut mendorong pembuatan regulasi demi masa depan petinju nasional.

Selama ini, menurut Armin, tes kesehatan hanya sedikit saja dan sebatas stetoskop dan pengecekan darah saja. Dia bilang, ini belum mencukupi dan sudah seharusnya petinju yang bertanding di kejuaraan harus melalui tes MRI, HIV, dan Hepatitis jika kejadian yang menimpa Hero Tito tak ingin terulang lagi.

“Setelah ada kejadian ini kami berharap diubah sedikit, jangan terlalu jorok komisi tinju Indonesia dalam memberikan izin pertandingan yang menurut saya pemeriksaan kesehatannya sedikit saja,” kata Armin.

Hero Tito dan James terlibat duel selama 10 ronde untuk memperebutkan sabuk kelas ringan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) di ajang Holywings Sport Show. Pada ronde ketujuh, tepatnya di menit kedua, James yang awalnya mendapat serangan bertubi-tubi, memanfaatkan celah kecil dan segera memasukkan uppercut hingga telak menghantam dagu Hero.

Hero pun kemudian tumbang. Setelah wasit menghitung mundur, dia dinyatakan kalah KO.

Meski masih mampu mengangkat kepala dan duduk sebentar, Hero kembali tumbang dan tim medis pun segera memasuki ring. Setelah pemeriksaan, Hero dibawa dengan tandu disertai alat bantu pernafasan. Dia pun koma selama empat hari.

Selama masa perawatan, Hero dibantu bernafas dengan ventilator. Pada Kamis (3/3) dia dikabarkan meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan di TPU Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada hari ini, Jumat (4/3).

Armin menduga, kematian Hero Tito lantaran luka yang terakumulasi dari pertandingan sebelumnya. Sebab menurut dia, tak mungkin seorang petinju mendapat luka parah hanya dalam satu duel saja.

“Saya tidak tahu ke depan apakah saya ada niat atau ke depan saya punya keberanian lagi untuk menandingkan pertarungan selanjutnya. Saat ini saya masih belum bisa berpikir itu (pertandingan),” ujar Armin.

“Selama ini dia banyak terluka juga menurut saya. Selama pertandingan banyak sekali bertanding. Menurut saya itu akumulasi dari pertandingan-pertandingan yang lama bisa juga menyebabkan hal ini. Menurut saya ada kemungkinan seperti itu, karena dari CT-Scan itu tidak mungkin cedera separah itu untuk satu kali pertarungan terakhir,” kata Armin melanjutkan.[]

Back to top button