Rakyat Malaysia Kecewa, Raja Vaksinasi di Luar Negeri Pakai Sinopharm
Mereka dikabarkan menggunakan vaksin Sinopharm buatan Cina, yang tidak memiliki persetujuan penggunaannya di Malaysia. Hal tersebut membuat kekecewaan warganet. Tak jelas apakah ada yang mendoakan mereka kena Covid-19 atau tidak.
JERNIH-Berawal dari unggahan di akun Instagram milik Permaisuri Agung Tunku Azizah Iskandar yang menyebut bahwa dirinya sudah menjalani vaksinasi Corona sebanyak dua kali.
Unggahan Tunku Azizah tersebut sesuai dengan unggahan kanal berita Asia Sentinel yang melaporkan bahwa Sultan Abdullah, Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein, dan Jaksa Agung Idrus Harun telah menjalani vaksinasi ketika berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) Januari lalu untuk bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan.
Mereka dikabarkan menggunakan vaksin Sinopharm buatan Tiongkok. Sementara vaksin tersebut tidak memiliki persetujuan penggunaannya di Malaysia. Hal tersebut membuat kekecewaan warganet.
Dalam pemberitaan Asia Sentinel, dikabarkan raja juga membawa pulang 2 ribu dosis vaksin untuk keluarga dan teman-temannya.
”Apakah raja kita tercinta diam-diam melakukan vaksinasi untuk dirinya dan teman-temannya dan dengan bantuan #kerajaangagal berusaha untuk tutup mulut?” tulis salah satu pengguna Twitter Zhan H. seperti dikutip The Straits Times.
Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba telah menyanggah pemberitaan tersebut dan menuding penulis hanya ingin menciptakan persepsi negatif.
”Dari mana penulis mendapatkan sumber beritanya? Dia mencoba menciptakan persepsi negatif pada Malaysia,” kata Adham seperti dikutip The Malaysian Insight.
Demikian juga Dr Hanafiah Harunarashid yang disebut-sebut sebagai orang yang menyuntikkan vaksin juga membantah tudingan netizen.
Kini beredar Tagar #kerajaangagal dan #Agong tengah trending di jagat Twitter di Malaysia. Penduduk marah karena mereka dirasa tidak adil akibat penyalahgunaan kekuasaan dari penguasa. Dua tagar itu sudah dipakai lebih dari 10 ribu kali.
Sementara unggahan milik Tunku Azizah juga telah ditidak dapat diakses, sementara permintaan klarifikasi dari para pengikutnya juga tidak ditanggapi. Kemungkinan akun tersebut sudah dihapus.
Masyarakat menuding pemerintah menggunakan standar ganda. Banyak penduduk didenda bahkan bisa dipenjara jika melanggar protokol kesehatan, sementara para politikus diperlakukan berbeda.
Tokoh oposisi Anwar Ibrahim bahkan menganggap pemerintah mempersulit pihak swasta dan negara bagian untuk mendapatkan vaksin dari produsen. Anwar menyebut pemerintah Selangor dan Sarawak harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan persetujuan membeli 2 juta dosis vaksin. Padahal, alokasi dana sudah siap.
Saat ini angka penularan Covid-19 di Malaysia terus meroket. Dalam lima hari terakhir, angka penularan harian mencapai lebih dari 2 ribu kasus. (tvl)