CrispyDesportare

Ralf Rangnick Menghadapi Perpecahan di Ruang Ganti Manchester United

  • Beberapa pemain secara terbuka mengatakan seharusnya bukan Ralf Rangnick yang datang ke Old Trafford.
  • Pemain lebih menyukai Antonio Conte atau Mauricio Pochettino.
  • Kini, Rangnick berusaha menyelamatkan reputasinya.

JERNIH — Pelatih Ralf Rangnick menghadapi perpecahan di ruang ganti Manchester United, menyusul kekalahan kandang memalukan satu gol tanpa balas atas Wolves.

Mengutip sejumlah sumber, The Sun melaporkan sejumlah bintang merasa rekan senior mereka terlalu banyak mempengaruhi Rangnick. Sedangkan Rangnick harus selalu menghadapi dilema besar.

Muncul asumsi Rangnick menyukai beberapa pemain tertentu, dan tidak menyukai lainnya. Padahal, mereka yang disuka tidak selalu bermain baik. Bahkan cenderung buruk.

Luke Shaw, misalnya, mengecam rekan mereka yang tidak memiliki komitmen, kebersamaan, dan motivasi, saat dikalahkan Wolves. Satu sumber mengatakan set up Setan Merah berantakan, lainnya khawatir kehadiran jangka pendek Rangnick menjadi bencana.

Ruang ganti Manchester United memang tidak lagi seperti dulu. Kini, adal klik di ruang ganti. Satu klik merasa perlu meningkatkan level mereka ketika seluruh tim sedang berjuang.

Lainnya, berusaha meningkatkan performa mereka di setiap pertandingan. Mereka mendekati pelatih agar dimainkan sebagai starting eleven di setiap laga.

“Pemain mengalami demoralisasi,” kata sumber yang dekat dengan ruang ganti Manchester United. “Ini adalah deja vu dari tahun-tahun sebelumnya, ketika mulai ada yang salah.”

Di luar ruang ganti, fans punya pemikiran sendiri. Beberapa fans mengatakan pemain tidak cukup fit menjalankan strategi bermain Rangnick.

“Itu sangat tidak benar. Pemain tertentu baru saja kehilangan bakat dan keinginan,” kata sumber itu. “Ada kepercayaan Rangnick lebih menyukai pemain tertentu, meski performa mereka buruk.”

Rangkick, pelatih asal Jerman berusia 63 tahun, akan melatih hingga akhir musim ini. Setelah itu pelopor gegenpressing ini akan memainkan peran konsultan.

Penyendiri, Terlalu Percaya Diri

Ada satu reputasi Rangnick tak tak pernah dibicarakan. Rangnick adalah penyendiri dan terlalu percaya diri.

Beberapa pemain, usai diberi libur Natal dua hari, secara terbuka mengatakan seharusnya bukan Rangnick yang datang tapi Antonio Conte — pelatih asal Italia yang kini menangani Tottenham Hotspurs.

Alternatifnya, Mauricio Pochettino — mantan pelatih Tottenham yang kini menangani Paris St Germain. Conte dan Pochettino relatif punya karakter sama, dan bisa mengatasi perilau pemain bintang.

Sejauh ini, Rangnick memimpin Manchester United meraih tiga kemenangan. Namun, gaya bermain Setan Merah masih mengkhawatirkan.

Itu terlihat saat hanya bisa menang dengan tim papan bawah Norwich City, dan bermain imbang 1-1 melawan Newcastle United. Kekalahan atas Wolves memperlihatkan kelemahan formasi 4-2-2-2 Rangnick.

Bruno Lage, pelatih Wolves asal Portugal, secara cerdas memanfaatkan ruang ketika full-back Setan Merah maju. Akibatnya, Wolves punya banyak peluang mencetak gol kendati hanya satu yang berhasil.

Rangnick tampaknya berjuang membuktikan dirinya ingin tetap menjadi bos di luar musim ini. Lainnya, skuad Manchester United terlalu gemuk, dengan banyak pemain bintang yang mulai menua di dalamnya.

Paul Pogba, Edinson Cavani, Jesse Lingard, dan Juan Mata, akan meninggalkan Old Trafford akhir musim ini dengan status pemain bebas agen.

Back to top button