Respons Meningkatnya Status Anak Krakatau, Lembaga Penanggulangan Bencana MUI Siagakan Relawan
“LPB MUI Pusat akan menyiapkan relawan di wilayah Banten dan daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak letusan gunung Anak Krakatau tersebut,” ujar Ketua LPB MUI Pusat Prof. Jafar Hafsah dalam pernyataan pers yang kami terima hari ini.
JERNIH—Seiring meningkatnya status gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dari status Waspada ke Siaga, Lembaga Penanggulangan Bencana Majelis Ulama Indonesia (LPB MUI) Pusat meminta Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) dan berbagai lembaga kemanusiaan agar bersiap diri mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“LPB MUI Pusat akan menyiapkan relawan di wilayah Banten dan daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak letusan gunung Anak Krakatau tersebut,” ujar Ketua LPB MUI Pusat Prof. Jafar Hafsah dalam pernyataan pers yang kami terima hari ini.
Jafar menghimbau kepada para pemudik, agar memperhatikan arahan petugas di lapangan jika nanti status gunung Anak Krakatau terus meningkat.
Sementara itu, khusus untuk para warga di Pulau Halmahera, Maluku Utara yang terkena dampak letusan Gunung Ibu, Jafar meminta para korban terdampak supaya bersabar dan bertawakal kepada Allah atas musibah ini.
LPB MUI juga meminta masyarakat yang masih harus beraktivitas di luar rumah untuk menggunakan pelindung hidung, masker dan kacamata. “Untuk menghindari hujan debu, maka warga diminta memakai masker dan kacamata,” ujar Jafar.
Ia juga meminta pengurus MUI setempat supaya mendampingi warga terdampak memberikan pendampingan psikososial agar mereka tetap tenang dan dapat menjalankan ibadah wajib secara rutin. “Saya minta pengurus MUI di Maluku Utara segera turun ke lapangan, mendampingi para warga,”kata dia.
Begitu juga di wilayah yang dilewati Gunung Anak Krakatau, pengurus MUI setempat agar berperan aktif bersama petugas terkait, memantau pergerakan status Gunung Anak Krakatau.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM dengan menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada ke Siaga. Aktivitas gunung tersebut meningkat terus dalam beberapa waktu terakhir.
“Terdapat peningkatan aktivitas vulkanik dari bulan Februari kemudian berulang meningkat lagi pada 15 April. Kondisi ini diikuti juga oleh tremor menerus yang amplitudo tremornya makin hari makin meningkat,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan.
PVMBG juga merilis Gunung Ibu yang berada di Pulau Halmahera, Maluku Utara mengalami erupsi pada Kamis, 28 April 2022, pukul 08:43 WIT. PVMBG melaporkan, abu vulkanik setinggi 2.500 meter juga meluncur dari atas puncak gunung.
“Terjadi erupsi Gunung Ibu pada hari Kamis, 28 April 2022, pukul 08:43 WIT. Tinggi kolom abu teramati ± 2500 m di atas puncak. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” tulis PVMBG lewat akun laman resminya.
PVMBG mengatakan, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut. “Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 80 detik,” katanya.
Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 2,0 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu. [rls]