CrispyDesportare

Roma tak Dibangun dalam Sehari, Orang Arab Bukan Tukang Sulap

  • Dua eksekutif Newcastle United mengisyarakatkan akan menilai setiap investasi yang dikeluarkan.
  • Jadi tidak akan ada belanja pemain secara brutal, dan mendatangkan pelatih selebritas.

JERNIH — Ada frasa lama yang mengemuka di ruang eksekutif Newcastle United usai laga kandang memalukan di depan pemilik baru, yaitu Roma tidak dibangun dalam sehari.

Di kalangan eksekutif, frasa itu biasa digunakan untuk menghibur diri, atau mengelak dari penghakiman publik, ketika kedatangan pemimpin baru tak memberi pengaruh instan terhadap kinerja organisasi.

Saat Newcastle United — klub yang baru saja dibeli konsorsium Arab Saudi — menghadapi Tottenham Hotspurs, fans berharap kehadiran pemilik baru memberi pengaruh isntan. Maklum, dari tujuh laga pertama musim ini The Magpies tak pernah menang. Rincinya, empat kalah dan tiga seri.

Yasir Al-Rumayyan, gubernur Dana Investasi Publik Kerajaan Arab Saudi, berada di kursi kehormatan. Ia adalah pemilik 80 persen saham Newcastle United.

Terlihat pula Amanda Steveley, pengusaha keuangan dan mediator pengalihan kepemilikan klub. Selama empat tahun Steveley memperjuangkan pengalihan klub.

James Reubem, pemilik sepuluh persen saham klub, juga terlihat di St James Park. Ia bagian dari Dana Investasi Publik (PIF) yang menghabiskan dua tahun untuk melobi politisi agar klub berpindah tangan.

Al-Rumayan larut dalam euphoria kemenangan ketika Newcastle membuka skor lewat Callum Wilson saat laga memasuki menit kedua. The Magpies seolah akan meraih kemenangan pertama di depan bos baru.

Yang terjadi adalah sebaliknya. Tanguy Ndombele, Harry Keane, dan Son Heung-min, mengakhir babak pertama untuk keunggulan Tottenham Hotspus 3-1. Di babak kedua, Newcastle memperkecil kekalahan lewat gol bunuh diri Eric Dier.

Televisi tidak cukup usil untuk mengarahkan kamera ke wajah Al Rumayan saat gol-gol balasan Hotspurs tercipta. Di babak kedua, Al-Rumayan tidak lagi melihat pertandingan, tapi bermain HP.

Di tribun penonton, sejumlah fans mengenakan kafiyeh — kain trandisional penutup kepala dalam tradisi Arab. Seperti Al-Rumayan, wajah mereka hanya sesaat berseri lalu tenggelam dalam duka kekalahan.

Klub Terkaya

Staveley dan Reuben adalah orang-orang yang sabar. Keduanya ingin membangun klub seperti par kaisar Romawi menaikan bata demi bata untuk membangun Roma.

Setelah pengalihan kepemilikan Newcastle United, Staveley menyampaikan pesan bahwa klub tidak akan membuang uang gaji pemain, mendatangkan manajer selebritas, dan membeli pemain bintang. Alasannya, semua itu hanya akan mendongkrak harga tiket.

Staveley membuat daftar prioritas. Pertama, klub perlu seorang direktur sepak bola. Kedua, perombakan sisi komersial klub yang terabaikan. Ketitiga, investasi fasilitas pelatihan dan facelift untuk St James Park.

Ia seolah tidak peduli dengan status The Magpies saat itu, yaitu klub terkaya di dunia.

Sponsor baru mungkin segera muncl dalam struktur perusahaan, tapi fasilitas pelatihan baru adalah keharusan. Sports Direct, iklan milik pemilik lama, harus dicopot untuk memberi tempat pengiklan baru.

Keduanya berkeras bahwa batas-batas aturan fair-play keuangan yang diberlakukan UEFA, otoritas sepak bola Eropa, harus dijalankan. Jadi, fans Newcastle mungkin tidak akan melihat sejumlah nama besar mengenakan seragam tim kesayangan mereka.

Penggemar mungkin berteriak; “Kami adalah orang Saudi, kami melakukan apa yang kami inginkan.” Staveley dan Reuben yang keras kepala tahu bukan itu masalahnya.

Tak Bisa Ekspansi

Salah satu panasehat PIF mengatakan saat ini peraturan diterapkan jauh lebih ketat dibanding di masa lalu. Ketika oligarki akan menyiasati regulasi, mereka harus menempatkan pengacara mahal di sekitar regulator.

Jadi, PIF harus menilai investasinya, sebesar 340 juta dolar AS atau Rp 4,7 triliun seperti dijanjikan, dengan sangat hat-hati. Konsorsium harus tetap berada dalam hukum bisnis sepak bola.

Pertanyaan lainnya adalah apakah Newcastle membutuhkan lebih banyak kursi Stadion James Park untuk mengamankan pendapatan?

Saat ini kapasitas Stadion St James Park adalah 52 ribu kursi — cukup bagus menurut standar Liga Primer. Namun, daftar tunggu pembeli tiket musiman sangat besar. Kursi tambahan akan membuat penghasilan klub meningkat.

Namun, St James Park terletak di pusat kota, dikelilingi real estat terdaftar, yang menyebabkan ruang lingkup ekspansi sangat terbatas. Jadi, bagaimana mungkin memperluas kapasitas stadion dengan beberapa ribu kursi tambahan .

Apa yang harus dilakukan para eksekutif untuk menenangkan fans Newcastle?

Pertama menggunakan retorika gol menit kedua melawan Tottenham, saat Newcastle unggul lebih dulu, untuk mengatakan mereka optimistis bisa mengeluarkan klub dari kesulitan.

Kedua, meyakinkan semua orang bahwa tidak mudah keluar dari belantara utang 14 tahun dan menata klub secara profesional. Newcastle harus menjadi klub yang belanja secara brutal, dengan mengandalkan kocek investor.

Jadi, jangan harap Newcastle menjadi klub papan atas Liga Primer dalam waktu singkat. Namun, ada harapan klub dikelola secara profesional, yang tidak melanggar aturan keuangan UEFA.

Back to top button