Romo Benny: Nilai Gotong Royong dalam Pancasila Modal Bangsa Hadapi Pandemi
JAKARTA-Romo Benny, staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyebut Pancasila dengan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial merupakan modal besar dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
“Kita bisa melihat gerakan gotong royong di semua lapisan bangsa. Ini membuktikan bahwa jiwa dan roh Pancasila telah diaplikasikan dalam cara berpikir, bertindak, berelasi anak bangsa, dan mewujudkan nilai kemanusian dan solidaritas,” kata Romo Benny, di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Menurut alumnus Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang tersebut, dengan semangat gotong royong tersebut, masyarakat Indonesia saling membantu satu sama lain dalam menghadapi pandemi. Masyarakat bahu membahu saling membantu tanpa himbauan pemerintah. mereka yang mampu, membantu mereka yang ekonomi lemah.
Baca juga: Rektor Unira Tak Sepakat Dengan Din Syamsuddin Terkait Pemakzulan
“Gotong royong adalah roh bangsa ini. Tanpa diperintah pun masyarakat langsung melakukannya. Semangat ini harus terus digelorakan, tidak hanya saat pandemi corona, tetapi nanti kalau wabah ini sudah berakhir,”.
Untuk itu, lanjut Romo Benny, Nilai kemanusiaan dan semangat gotong royong harus terus dipupuk dan digalakkan, sehingga nantinya semangat gotong royong tidak hanya saat melawan Covid-19, namun juga ketika negara menghadapi berbagai bencana.
“Tanpa adanya gotong royong, Indonesia mungkin saja sudah bangkrut. Bahkan, Ibu Menteri Keuangan dengan jujur mengatakan gotong royong mampu membantu yang kurang mampu dan sebagainya sehingga bangsa ini mampu bertahan menghadapi Covid-19 ini,”.
Baca juga: Guru Besar UPI: Pilih Tema Diskusi Lebih Arif dan Bijak di Tengah Pandemi
Romo Benny juga meminta pemerintah menerapkan teknologi, dengan membuat aplikasi seperti di Korea dan India yang dapat memantau dan mengawasi orang-orang agar mematuhi protokol kesehatan, seperti jaga jarak. Dengan demikian penyebaran Covid-19 tidak meluas.
“Hal ini bisa saja diterapkan bagi orang yang ingin berbelanja di pasar agar mereka bisa memberi jarak antara satu dan lainnya, atau bisa juga untuk mengawasi ODP agar tidak keluar rumah,” kata Romo Benny.
(tvl)