Crispy

Sekolah ‘Bodyguard’ di Cina, Melindungi Majikan dari Ancaman Hacker

  • Di negeri dengan tingkat kriminalitas rendah, majikan tak menuntut pengawal pribadi pandai berkelahi.
  • Kebanyakan orang kaya Cina memilih pengawal berdasarkan kesesuaian, atau kesamaan, shio.
  • Jika tak jadi pengawal, ya menemani anak juragan ke sekolah. Tapi gaji yang diterima sangat besar.

Tianjin — Jangan lagi berpikir ‘bodyguard’, atau pengawal pribadi, itu bertampang seram, bisa berkelahi, dan sekedar siap mati untuk juragan. Di Cina, ‘bodyguard’ melindungi juragan dari serangan hacker.

Cina adalah negara ‘kaya baru’ di abad teknologi. Orang kaya yang mereka lahirkan bukan pedagang kelontong, atau memonopoli produk pangan, tapi pendiri perusahaan teknologi.

Jadi, kebutuhan untuk mereka juga bukan sekedar melindungi diri dari pesaing bisnis yang jahat dan menyewa pembunuh bayaran, tapi semua yang berhubungan dengan kejahatan teknologi tinggi.

Di Tianjin, berdiri Akademi Keamanan Genghis. Pihak sekolah menyebut diri sebagai satu-satunya sekolah pengawal khusus untuk orang kaya era teknologi.

Di sini, siswa — dengan jas hitam-hitam dan berdasi — ditempa siang dan malam tidak sekedar mampu berkelahi, menembak, mengemudi kecepatan tinggi, dan mengidentifikasi ancaman, tapi juga pertahanan digital.

Setiap tahun seribu orang lulus dari sekolah ini, dan menjaga orang-orang kaya di kota-kota besar di Cina. Gaji mereka menggiurkan, yaitu 70 ribu dolar atau Rp 1,1 miliar, per tahun.

Hampir setiap lulusan sekolah mendapat kerja, karena kebutuhan akan bodyguara luar biasa besar. Pihak sekolah mengatakan tidak mampu memenuhi kebutuhan tenaga pengamanan bagi orang-orang kaya di seluruh negeri.

Laporan CreditSuisse tahun 2019 menyebutkan Cina saat ini memiliki 4,4 juta orang kaya, jauh lebih banyak dibanding di AS. Seluruhnya membutuhkan lebih dari satu tenaga pengaman.

Di sekolah ini, siswa mendaftar sendiri — tidak dikoordinir agen — dan membayar biaya pelatihan 3.000 dolar, atau Rp 44 juta. Tidak ada jaminan setiap siswa meninggalkan sekolah dengan status lulus, dan mendapat pekerjaan.

“Hanya yang terbaik yang akan lulus,” kata Chen Yongqing, veteran tentara dari Mongolia dan pendiri sekolah ini kepada kantor berita AFP.

“Disiplin di sini lebih ketat dari militer,” lanjutnya. “Setengah dari jumlah siswa adalah mantan tentara.”

Setiap hari mereka berlatih mengamankan majikan, mendorong bos ke dalam mobil seraya siap melepas tembakan ke penyerang.

Di dalam ruangan ada gym dan arena perkelahian. Setiap siswa berlatih kelahi sampai babak belur, dan melumpuhkan lawan.

Tidak boleh ada telepon seluler. Makanan harus diambil sendiri di ruang hening, berisi foto-foto lulusan terbaik yang mengawal orang terkenal.

Ada gambar lulusan mereka melindungi Jack Ma, dan kunjungan Presiden Prancis ke Beijing.

“Kami telah menetapkan standar pengawalan di Cina,” kata instruktur Ji Pengfei.

Dalam satu kelas, siswa berpasangan mengerjakan skenario melindungi majikan dari penyusup. Setiap saat akan selalu ada teriakan, dan siswa yang lambat merespon diharuskan push-up 50 kali.

Senjata di sekolah itu palsu. Cina melarang kepemilikan senjata. Untuk pelatihan dengan senjata sungguhan, siswa harus menempuh perjalanan ke perbatasan Laos.

Namun, di negara dengan tingkat kejahatan rendah apakah bodyguar masih perlu?

Chen mengatakan kepada siswanya; “Majikan tidak menbutuhkan kalian untuk berkelahi, tapi menangkis peretasan pada ponsel, keamanan jaringan, mendeteksi penyadap, dan menghapus data.”

Meski demikian ancaman kejahatan tradisional di Cina masih tetap ada. Awal tahun ini jutawan He Xiangjian, pendiri Midea, disandera di rumahnya.

Media memberitakan salah satu putra He melarikan diri dengan melompat ke sungai, dan melaporkan kejahatan yang terjadi di rumahnya. Polisi menangkap lima tersangka di tempat kejadian.

Tidak seluruh lulusan sekolah ini menjadi pengawal majikan bergaji tinggi. Ada yang mendapat pekerjaan membosankan, misal menemani anak majikan ke sekolah, dan menikmati gaji 180 ribu yuan, atau Rp 382 juta, per tahun.

Gaji itu jauh lebih tinggi dibanding gaji pokok karyawan perusahaan swasta papan atas, yang hanya 53 ribu yuan, atau Rp 115 juta, per tahun.

Persoalan lain yang dihadapi lulusan sekolah ini adalah orang kaya di Cina hanya mempercayai mereka yang memiliki kesamaan shio, atau zodiak Cina. Atau, memiliki shio yang sesuai dengan yang dimiliki majikan.

Ada juga majikan yang mengenakan tes sederhana bagi calon pengawal pribadi. Misal, buku apa yang suka dibaca. Jika calon pengawal menjawab novel militer, maka majikan akan menerima.

Back to top button