Seorang Guru di Inggris Disamakan dengan Teroris Karena Menunjukan Video Donald Trump

- Investigasi digelar setelah beberapa siswa mengeluhkan pengajaran bias dan tidak relevan.
- Guru itu menerima pesangon 2.000 pound, atau Rp 45 juta, setelah dipaksa mengundurkan diri.
JERNIH — Seorang guru berusia 50 tahun di Henley College di Oxfordshire dipaksa mengundurkan diri setelah dituduh meradikalisasi siswa dengan cara menujukan beberapa video Presiden AS Donald Trump.
The Telegraph melaporkan investigasi internal terhadap guru itu, yang namanya minta dirahasiakan, menyebutkan siswa mengalami kerugian emosional dan penganiayaan distopia.
Investigasi, diluncurkan Januari 2024, digelar setelah beberapa siswa mengeluhkan pengajaran bias dan tidak relevan karena video Trump itu. Salah satu siswa diduga sangat terganggu secara emosional yang membuatnya mimpi buruk.
Kasus ini dirujuk ke lembaga perlindungan anak, yang kemudian menyimpulkan bahwa pandangan guru itu dapat dianggap radikal dan memita sekolah melaporkannya ke Prevent — program pemerintah yang dirancang untuk mengatasi radikalisasi teroris di sekolah dan tempat lain.
“Mereka menyamakan saya dengan teroris. Ini benar-benar mengejutkan. Seperti dunia distopia, sesuatu dari novel George Orwell,” kata guru itu kepada The Telegraph.
Menurut guru itu, ia hanya menunjukan video-video Presiden Trump sebagai bagian dari diskusi tentang pemilihan umum AS 2024. Ia juga menuduh pihak sekolah memiliki bias sayap kiri mutlak.
“Sekolah tidak menolerir apa pun tentang Trump,” kata guru itu.
Guru itu menerima pesangon 2.000 pound, atau Rp 45 juta, setelah dipaksa mengundurkan diri dari posisinya dengan gaji 44 ribu pound, atau Rp 996 juta per tahun.
Hubungan AS dan Eropa tak baik baik saja sejak Donald Trump kembali bertakhta di Gedung Putih, Januari 2025. Washington mengkritik kebijakan migrasi negara-negara Eropa. Trump menggebah imigran dari AS.
Trump mengatakan Eropa menghadapi penghapusan peradaban karena membuka pintu lebar-lebar untuk imigran.






