Serangan Siber Gencar, Back Up Jadi Solusi Terbaik
Jakarta – Ancaman kejahatan siber semakin nyata dan terus beradaptasi untuk menembus sistem keamanan siber. Potensi kehilangan data dan serangan siber pun perlu diantisipasi. Cara yang terbaik adalah proteksi siber dan back up data.
“Backup data dan proteksi siber menjadi prioritas yang penting. Sebab, era digitalisasi adalah sebuah keniscayaan,” ujar Managing Director Optima Refany Iskandar, baru-baru ini.
Laporan Cyber Attack Trends: 2019 Mid-Year Report oleh Check Point Software Technologies menyebut bahwa Indonesia menghadapi lima ancaman siber. Kelimanya berbentuk malware, seperti ransomware, cryptominers, seluler, botnet, dan perbankan. Serangan ini tidak hanya menyasar surat elektronik dan situs, namun juga cloud
Saat ini, Indonesia ada di peringkat ketujuh sebagai negara yang paling banyak diserang malware berupa ransomware. Ransomware adalah perangkat lunak yang mengunci sistem data disertai pemerasan. Pengguna yang perangkatnya yang terjangkit ransomware akan diminta membayar agar bisa mengakses sistem datanya kembali. Ada 545.231 ransomware yang teridentifikasi sepanjang 2018. Dari angka itu, sebanyak 2,6 persen atau sekitar 140.000 ransomware ditemukan di Indonesia.
Menurut Laporan Tahunan Honeynet Project Tahun 2018 oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber yang menimpa Indonesia pada 21 sensor yang tersebar adalah 12.895.554. Dari jumlah itu, serangan malware adalah yang terbanyak, yaitu 513.863 serangan. Sementara itu, secara umum, sumber serangan tertinggi berasal dari Rusia (2.597.256 serangan), China (1.871.363), dan Amerika Serikat (1.428.440).
Acronis Channel, perusahaan perangkat lunak yang bergelut terhadap isu keamanan data mencatat, perkiraan kerugian yang didapat akibat serangan ransomware secara global pada 2021 adalah 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 279,7 triliun. Angka ini 57 kali lebih banyak dibanding perhitungan pada 2015.
Acronis Channel Sales Manager Southeast Asia Florence Wong mengatakan, publik semakin membutuhkan mekanisme keamanan siber yang mumpuni. Pasalnya, masing-masing orang diperkirakan akan membuat rata-rata 147 gigabita data setiap hari pada 2020. Selain itu, akan ada 200 miliar perangkat atau device yang saling terhubung pada 2020.
Sejumlah terobosan utuk menangkal serangan siber dilakukan sejumlah perusahaan teknologi, salah satunya dengan memadukan perlindungan data konvensional dengan pengamanan siber. Salah satu yang ditawarkan adalah Perangkat Lunak Cadangan Acronis True Image 2020 yang menawarkan sejumlah manfaat yang membuat membuat cadangan data sangat mudah. [Zin]