Supremasi Kulit Putih Rencanakan Kekerasan Jelang Pelantikan Joe Biden
- Ketika publik terkejut dengan penyerbuan Capitol Hill, pendukung sayap kanan membicarakan rencana berikut.
- Keamanan pelantikan Joe Biden sebagai presiden akan jadi masalah besar.
JERNIH — Kelompok supremasi kulit putih dan ekstremis sayap kanan ditengarai akan menggelar aksi kekerasan menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden AS.
Jonathan Greenblatt, CEO Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, mengatakan; “Kami mendengar obrolan supremasi kulit putih dan ekstremis sayap kanan. Mereka merasa berani saat ini.”
Menurut Greenblatt, kekerasan bisa menjadi lebih buruk, sebelum menjadi lebih baik.
Sehari setelah pengepungan Capitol Hill, forum online pro-Trump kebanjiran banyak komentar supremasi kulit putih dan ekstermis sayap kanan. CNN mengutip beberapa.
“Trum akan dilantik untuk masa jabatan kedua pada 20 Januari,” kata seorang komentator di thedonald.win.
“Kita tidak boleh membiarkan komunis menang,” kata yang lain. “Bahkan jika kita harus membakar DC. Besok kita mengambil kembali DC dan merebut kembali negara kita.”
DC adalah distrik columbia, tempat gedung-gedung pemerintahan federal AS terkonsentrasi.
John Scott-Raitton, peneliti senior Citizen Lab di Universitas Toronto, mengatakan sangat prihatin dengan pelantikan Joe Biden.
“Ketika publik terkejut dengan yang terjadi Capitol Hill, kelompok sayap kanan menganggap invasi itu sebagai kesuksesan,” katanya kepada CNN.
Menurut Scott-Raitton, itu terlihat dari percakapan kelompok sayap kanan di sudut-sudut AS. Padahal, lanjutnya, tanda-tanda protes akan berubah menjadi kekerasan sangat terasa.
Advance Democracy Inc, pengawas pemerintahan nonpartisan, menyoroti munculanya bendera merah di media sosial. Dalam enam hari jelang invasi ke Capitol Hill, ada 1.480 postingan dari akun QAnon yang mereferensikan acara berisi istilah kekerasan.