Surabaya Akan Miliki Pembangkit Listrik Sampah Pertama di Indonesia
SURABAYA– Warga Kota Surabaya patut berbangga karena Surabaya akan menjadi kota pertama yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia. Pembangkit listrik yang akan diresmikan Presiden Jokowi November ini, kini sudah sudah memasuki tahapan akhir.
Menurut Walikota Surabaya Tri Rismaharini, saat ini pembangunan PLTSa, bahkan tinggal menyesuaikan alat dengan PLN saja. “Nanti listrik ini dijual ke PLN, makanya alat-alatnya harus sesuai dengan standard PLN,” kata Walikota Risma.
Risma menjelaskan untuk pembangunan pembangkit listrik tersebut, Pemkot Surabaya melakukan kerja sama dengan pihak ketiga melalui skema Build Operate Transfer (BOT). Nantinya fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah akan dikelola swasta untuk 20 tahun pertama. Setelah 20 tahun, fasilitas PLTSa akan menjadi milik Pemkot Surabaya. Penggunaan skema BOT dipilih karena nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan tersebut sekitar 49,86 juta dolar AS.
Lokasi Pembangunan PLTSa berdekatan dengan lokasi TPA Kota Surabaya, yakni di Kawasan Benowo Surabaya Barat. TPA tersebut hanya berjarak sekitar 200 meter dari Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), sehingga kadang menyebarkan bau sampah jika angin berhembus kencang. Diharapkan pembangunan PLTSa akan menjadi jalan keluar bagi permasalahan sampah kota Surabaya serta menambah pemasukan bagi kas Pemkot Surabaya.
Pada saatnya PLTSa ini mampu mengolah 1300 hingga 1400 ton sampah yang ada di TPA Benowo. Sedangkan Energi listrik yang dihasilkan yakni sekitar 11 Megawatt akan dijual sepenuhnya kepada PLN. Selain penjualan listrik, pihak PLN juga akan dikenakan sewa lahan sebesar Rp 3 miliar per tahun.
PLTSa juga diharapkan menjadi solusi “bau sampah” yang selama ini memicu polemik antara Pemerintah Kota Surabaya dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur. [tvl]