Survei World Inequality Lab: Pandemi Bikin Orang Kaya Makin Kaya, Miskin Kian Sengsara
- Eropa adalah wilayah dengan kekayaan paling merata.
- Timur Tengah dan Afrika Utara paling tidak merata.
- Kekayaan orang kaya melonjak 38 persen selama pandemi.
JERNIH — Pangsa kekayaan orang-orang super kaya di dunia melonjak selama pandemi Covid-19, sedangkan 100 juta orang tenggelam dalam kemiskinan ekstterm, demikian studi World Inequality Lab — sebuah lembaga di Sekolah Ekonomi Paris yang memperkirakan pendapatan global dan ketidaksetaraan kekayaan.
Dalam Laporan Ketimpangan Dunia, dirilis Selasa 8 Januari, satu persen teratas kelompok orang kaya meraup 38 persen kekayaah tambahan sejak pertengahan 1990-an. Sedangkan 50 persen terbawah hanya meraup dua persen.
Sebanyak 2.755 miliarder dunia secara kolektif memiliki 3,5 persen kekayaan rumah tangga global pada tahun ini, naik dari dua persen pada awal pandemi tahun 2020.
“Krisis Covid-19 memperburuk ketidak-setaraan antara yang sangat kaya dan populasi lainnya,” kata penulis utama penelitian Lucas Chancel.
Sebanyak 10 persen dari populasi saat ini menguasai 52 eprsen pendapatan global, dan setengah termiskin memperolah delapan persen. Beberapa orang super kaya diuntungkan peralihan sebagian besar ekonomi dunia secara online selama penguncian Covid-19, yang lain hanya memperoleh keuntungan kenaikan harga asset.
“Kekayaan aalah sumber utama keuntungan ekonomi di masa depan, dan semakin meningkat. Ini peningkatan lebih lanjut dalam ketidak-setaraan,” demikian kesimpulan studi itu.
Eropa dinobatkan sebagai wilayah paling setara di dunia, dengan 10 prsen terkaya mengambil 36 persen bagian pendapatan. Timur Tengah dan Afrika Utara yang paling tidak setara, dengan 10 persen terkaya mengambil 58 persen pendapatan.