Taliban Bantah Dibayar Iran untuk Membunuh Tentara AS
- Beberapa anggota parlemen Afghanistan menyuarakan keprihatinan atas bantuan Iran kepada Taliban.
- Keluarga komandan Taliban kini berlindung di Iran.
- Iran tidak menginginkan Afghanistan yang stabil, dan akan terus berupaya menjadikan negara itu medan perang.
Kabul — AS menuduh Taliban memburu dan membunuh tentaranya untuk mendapat bayaran dari Iran. Taliban membantah.
“Kami menolak tuduhan Iran menawarkan uang tunai kepada Mujahiddin kami dalam melawan pasukan pendudukan,” kata Zabiullah Mujahid, juru bicara Taliban, kepada Arab News melalui telepon.
“Tidak ada negara yang membantu perjuangan kami secara finansial,” lanjutnya. “Taliban juga tidak butuh bantuan dari negara mana pun, yang membuat kami bertanggung jawab kepada mereka.”
Mengutip pejabat intelejen pertahanan AS, CNN memberitakan Iran membayar Taliban setelah enam serangan terhadap pasukan AS sepanjang tahun lalu.
Salah satu serangan adalah pemboman bunuh diri di lapangan terbang Bagram, pangkalan AS terbesar di Afghanistan. Serangan menewaskan dua warga sipil, dan melukai 70 lainnya termasuk empat personel militer AS.
Sebelumnya, militer AS menuduh Rusia melakukan hal serupa. Taliban mengatakan AS menebarkan klaim palsu, yang membingungkan publik.
Mujahid mengatakan klaim palsu sengaja disebarkan untuk merusak kesepakatan damai Taliban-AS yang ditanda-tangani di Qatar tahun lalu. Ini kesepakatan itu adalah penarikan total pasukan AS dari Afghanistan, setelah 19 tahun bercokol.
Selama lebih empat dekade, Afghanistan adalah medan tempur kekuagan regional dan asing. Berbagai kelompok mata-mata asing membantu satu pihak dan pihak lain, dan memicu pertumpahan darah.
Iran, musuh sejarah AS, memuji pendudukan AS atas Afghanistan. Akibatnya, Taliban terguling tahun 2001.
Belakangan, Iran khawatir dengan pendudukan AS di Afghanistan yang terlalu lama. Tehran berbalik menyerang menentang pendudukan itu, dengan memberi bantuan senjata kepada Taliban.
Hamidullah Tokhi, anggota parlemen dari Provinsi Zabul, menyuarakan keprihatinan atas kabar keluarga komandan Taliban berlindung di Iran. Kabar lainnya, Iran menawarkan senjata dan uang tunai.
Mirwais Khadem, legislator dari Provinsi Helmand, membenarkan kabar Iran memberikan mortir dan senjata lain, plus uang tunai, kepada Taliban dalam beberapa tahun terakhir.
Bantuan itu terus mengalir kendati Taliban dan AS menandatangani kesepakatan damai.
Khadem tahu semua itu, karena berasal dari propinsi yang berbatasan langsung dengan Iran. Abdul Sattar Hussaini, anggota parlemen dari Farah, juga mengetahui semua itu.
“Iran tidak menginginkan pemerintahan stabil di Afghanistan,” kata Hussaini.
Tokhi mengatakan; “Saya justru bertanya-tanya mengapa AS diam ketika Iran membantu Taliban di masa lalu.”
Yang pasti, Aghanistan saat ini adalah medan perang AS-Iran. Tehran ingin perang terus berlanjut, sampai AS terusir dari AS bukan karena penjanjian damai.